Perpres Mobil Listrik Bahas Soal Insentif serta Pabrik Baterai di Morowali
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat koordinasi (Rakor) terkait mobil listrik di Kantornya. Turut hadir dalam rakor, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Moeldoko mengatakan bahwa rapat yang digelar bersama Menko Luhut membahas mengenai aturan terkait mobil listrik. Salah satunya mengenai insentif. Proses penggodokan Perpres bahkan sudah mendekati tahap final.
"Ini mungkin sudah mendekati final ya, ini masalah insentif, muatan lokal," kata dia di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (26/2).
Selain itu, rakor juga turut membahas mengenai persiapan pengembangan pabrik baterai listrik sebagai lanjutan dari pembangunan pabrik komponen baterai lithium di Morowali.
"Kemarin kan sudah penyiapan untuk material untuk baterainya, yang pabrik di Morowali, ya kesiapan kita untuk menuju pabrik baterai pokoknya," ujar Moeldoko.
Luhut sendiri mengatakan bahwa saat ini pihak-pihak yang terlibat dalam penggodokan Perpres Mobil Listrik masih terus bekerja, terutama terkait hal-hal teknis yang akan dimasukkan dalam Perpres.
"Jadi kita bahas masih ada beberapa teknis tadi, masalah Perpres ini nanti tanggal 5 kita finalkan. Tadi masalah wording-wording saja. Kalimat-kalimatnya yang ada pasal ini pasal itu yang masih kontradiktif," jelas Luhut.
Sementara Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan dalam rakor dibahas terkait sinkronisasi aturan antara Perpres dengan aturan-aturan lain yang telah dikeluarkan Pemerintah.
"Cuma sinkronisasi saja dari kita detail sinkronisasi terhadap regulasi-regulasi yang baru dikeluarkan. Misalnya kita sudah kasi tax holiday, kemudian ada yang sudah dibahas," katanya.
Penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) mobil listrik sendiri, kata Airlangga, masih menunggu hasil konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Kalau dari Menkeu, UU PPNBM itu harus konsultasi dengan DPR, sesuai dengan Undang-Undang. Jadi kita harapkan begitu Perpres di situ disebut akan mendapatkan insentif, kalau insentifnya gantung, kan kurang elok," imbuh dia.
Menurut dia, saat ini DPR sedang masa reses. Nantinya setelah reses selesai, maka tahap konsultasi akan dilakukan dan diharapkan segera selesai. "Bolanya tidak di DPR, di Menkeu yang berkonsultasi dengan DPR, sesudah reses akan segera dibahas, di Komisi 11. Kalau perpres sih bisa berjalan secara paralel," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaStrategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PT Sokonindo Automobile resmi mulai produksi mobil listrik mini, Seres E1, di Cikande, Serang, Banten, mulai akhir tahun ini.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang-barang digunakan para remaja saat konvoi menggunakan sepeda motor dan membawa bendera dari penangkapan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi juga masih mendalami pelaku konvoi sekaligus mememastikan mobil terbakar terkena petasan.
Baca SelengkapnyaDalam catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 62.000 motor listrik dan 12.000 mobil listrik telah mengaspal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram motis ini tidak berlaku bagi pengguna motor listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca Selengkapnya