Raup Cuan dari Sampah Kelapa Sawit
Merdeka.com - Sampah saat ini menjadi salah satu sumber masalah di berbagai negara. Mulai dari sampah plastik hingga sampah komoditas seperti kelapa sawit. Untuk sampah plastik, pemerintah merencanakan akan menerapkan cukai plastik agar konsumsi bisa terus ditekan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bahkan mengancam akan menenggelamkan pembuang sampah plastik ke laut.
Lalu, bagaimana dengan kelapa sawit? Kelapa sawit selama ini memang berperan nyata dalam pembangunan perekonomian, sosial maupun lingkungan di Indonesia. Sektor ini menyediakan lapangan pekerjaan, menambah devisa negara serta memanfaatkan lahan kritis. Namun, tingginya pertumbuhan industri sawit dengan luas saat ini sekitar 14,3 juta hektare juga meninggalkan sampah dalam pengelolaannya.
Siapa sangka, sampah atau limbah kelapa sawit sebenarnya juga menghasilkan pundi-pundi Rupiah jika diolah dengan benar. Tidak hanya jadi pupuk, sampah kelapa sawit juga diolah menjadi gula merah, mebel dan lain sebagainya.
Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Hendrajat Natawidjaja mejelaskan, kayu kelapa sawit mengandung nira yang bisa diubah menjadi gula merah. Salah satu daerah yang telah melakukan ini di Aceh.
"Di Aceh ada pengolahan sampah sawit jadi gula merah di salah satu dinas kabupaten. Jika ini diseriuskan bisa membantu program gula nasional," ucap Hendrajat di acara BPDPKS di Jakarta.
Namun Hendrajat menyayangkan program ini belum tergarap secara masif. Dia berharap ada pemain nasional yang kemudian membeli gula merah dari sampah kelapa sawit yang kemudian dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, bahkan mungkin bisa diekspor.
"Kita belum ada pemain nasional yang mau ngumpulin ini dan dijual ke pasar dengan memenuhi standar SNI gula di Kementerian Perindustrian. Nilai ini perlu diangkat terutama industri bisa kelihatan hasilnya. Nilai sampingan ini sangat bermanfaat," tegasnya.
Salah satu lembaga yang mengembangkan sampah kelapa sawit jadi gula merah yaitu Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Wilayah Aceh. Berdasarkan informasi, potensi gula aren dari tanaman kelapa sawit perbandingannya yaitu satu batang pohon kelapa sawit bisa menghasilkan 3-20 liter nira per hari per batang dan bisa berlangsung selama 1-3 bulan.
Menurut hitungan ISMI, banyaknya nira tergantung dari sehat tidaknya pohon tersebut ketika tumbuh awal. Dari hitungan ISMI, satu batang kelapa sawit bisa menghasilkan nira 5 liter per dua bulan. Maka dari satu hektare kelapa sawit menghasilkan nira 300 liter. Dari 300 liter ini menghasilkan sekitar 60 Kg gula (rendemen 20 persen). Jika harga gula 10.000 per Kg maka bisa menghasilkan Rp 600.000 per hektare per dua bulan.
Selain jadi gula merah, sampah kelapa sawit juga dimanfaatkan untuk mebel seperti pembuatan kusen pintu, jendela atau kayu komersil. Namun, pemanfaatan ini masih terkendala teknologi dalam pengolahannya. Untuk memotong kayu sawit, dibutuhkan mata pisau yang sangat tajam karena kandungan silikat pohon kelapa sawit sangat tinggi. Salah satu negara yang punya teknologi mata pisau tajam saat ini yaitu Jerman.
"Memotong batang kelapa sawit itiu susah karena kandungan silikat tinggi dan pisau cepat tumpul. Kendala teknologi karena ini harus didatangkan dari Jerman, pisau pemotong kayu, karena pisau jadi tumpul jika tidak sesuai ukuran.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara ini tidak hanya lebih praktis, tetapi juga dapat membuat kelapa parut tetap segar selama satu bulan penuh. Ayo teliti penjelasannya.
Baca SelengkapnyaKecap adalah salah satu bahan makanan yang sering digunakan dalam masakan. Untuk membuatnya di rumah, Anda hanya butuh bahan dan cara yang sederhana.
Baca SelengkapnyaHasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak dengan kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaTersedia cara yang lebih murah serta efektif untuk mengusir nyamuk dari rumah tanpa menggunakan bahan kimia. Berikut adalah penjelasannya.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca SelengkapnyaMengusir tokek dari rumah tidak perlu ribet, apalagi sampai harus memanggil ahli pembasmi hama. Anda bisa menggunakan bahan yang ada di dapur lho.
Baca SelengkapnyaPotensi kehilangan koper atau bahkan isi koper sangat mungkin terjadi dalam perjalanan apapun.
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca Selengkapnya