Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Hasil pembakaran sampah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Dewasa ini, masih banyak warga yang suka buang sampah di pinggir sungai. Kondisi ini bisa menimbulkan keresahan.
Hal inilah yang membuat Suko “Tiwil” Siswanto, warga Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang tercetus ide untuk membuat alat pemusnah sampah dari bahan drum bekas.
Alat pemusnah sampahnya terbuat dari tumpukan tiga buah drum bekas. Drum bekas itu dimodifikasi. Di bagian atasnya terdapat lubang untuk memasukkan sampah sekaligus berfungsi sebagai cerobong asap.
Sementara bagian tengahnya disekat dengan penyaring sehingga sampah yang dimusnahkan abunya turun ke bawah. Sementara di bawah terdapat abu untuk membakar dan abu sisa pembakaran sampah.
Suko menceritakan, pada tahun 2022 kampungnya dilanda banjir besar. Bencana banjir tersebut menyisakan banyak sampah.
Kondisi ini diperparah dengan warga yang sering membuang sampah di dekat jembatan yang berada tak jauh dari rumahnya.
Karena sampah semakin menggunung, ia pun tercetus ide untuk membuat alat yang bisa memusnahkan sampah dengan cepat.
Mengutip YouTube Musyafa Musa pada Senin (5/2), pembuatan satu alat pemusnah sampah itu diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp2-3 juta. Untuk bahan bakarnya, ia biasa menggunakan oli bekas.
(Foto: YouTube Musyafa Musa)
Suko mengatakan, sisa pembakaran sampah di dalam drum yang menjadi abu selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Sementara asapnya dapat disuling dan kemudian diolah menjadi pupuk cair.
(Foto: YouTube Musyafa Musa)
kata Suko menjelaskan latar belakang ia membuat alat pemusnah sampah itu, mengutip YouTube Musyafa Musa.
Sejak awal, Suko menyadari bahwa pembakaran sampah juga menimbulkan efek negatif. Namun cara itu tetap harus dilakukan daripada sampah dibiarkan berserakan hingga menciptakan polusi dan bau busuk yang berbahaya bagi kesehatan.
Warga Desa Meteseh lainnya, Muhammad Maji’in, menilai bahwa alat pemusnah sampah yang dibuat Suko kemungkinan satu-satunya yang ada di Kabupaten Rembang.
Ia prihatin di banyak lokasi, kebiasaan buruk warga buang sampah sembarangan semakin sulit dikendalikan.
Jika pemerintah desa sudah bingung mencari solusi, menurutnya alat pembakar sampah bisa jadi alternatif pilihan dan cocok dikembangkan di lokasi lain.
merdeka.com
Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaSedikit berbeda dari yang lain, ia menuangkan kesan ‘militer’ dalam cara membangunkannya.
Baca SelengkapnyaPria ini merasa capek dan kesal lantaran banyak orang yang membuang sampah di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaSelain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca Selengkapnya"Jadi awal mulanya dari ledek-ledekan tentang pemuda," kata Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran
Baca SelengkapnyaUsaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaCurug Uci bisa dibilang serpihan surga di bumi Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Lumajang, Jawa Timur menjadi korban pembacokan. Penganiayaan itu dilakukan kakak iparnya yang kemudian nekat membakar dirinya.
Baca Selengkapnya