Enam Bulan Setelah Kena Covid, Orang Makin Berisiko Terkena Pembekuan Darah
Merdeka.com - Enam bulan setelah infeksi Covid, ada peningkatan risiko mengalami pembekuan darah yang parah, menurut penelitian dari Swedia.
Penelitian itu menemukan orang dengan Covid parah, dan mereka yang terindeksi selama gelombang pertama, paling berisiko tinggi mengalami pembekuan darah.
Temuan ini menyoroti pentingnya divaksinasi Covid-19, menurut para peneliti, dikutip dari BBC, Jumat (8/4).
Pembekuan darah juga bisa terjadi setelah vaksinasi tapi risiko jauh lebih kecil, menurut sebuah penelitian di Inggris.
Orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lebih mungkin mengalami pembekuan darah, khususnya pasien yang dirawat di rumah sakit. Para ilmuwan ingin menemukan kapan risiko itu kembali ke tingkat normal.
Para peneliti menelusuri kesehatan 1 juta orang yang positif Covid antara Februari 2020 dan Mei 2021 di Swedia, dan membandingkan mereka dengan 4 juta orang dalam kelompok umur dan jenis kelamin yang sama yang belum pernah positif Covid.
Setelah infeksi Covid, mereka menemukan meningkatnya risiko pembekuan darah di kaki atau atau deep vein thrombosis (DVT), sampai tiga bulan, pembekuan darah di paru-paru sampai enam bulan, dan pendarahan internal seperti stroke sampai dua bulan.
Ketika para peneliti membandingkan risiko pembekuan darah setelah Covid dengan tingkat risiko normal, mereka menemukan: empat dari 10.000 pasien Covid mengalami DVT dibandingkan dengan satu orang dari setiap 10.000 orang yang tidak terinfeksi Covid; sekitar 17 dari setiap 10.000 pasien Covid mengalami pembekuan darah di paru-paru dibandingkan dengan kurang dari 1 dari setiap 10.000 orang yang tidak terinfeksi Covid.
Penelitian tersebut, diterbitkan BMJ, mengatakan meningkatnya risiko pembekuan darah lebih tinggi saat gelombang pertama pandemi daripada gelombang-gelombang berikutnya, kemungkinan karena meningkatnya pengobatan selama pandemi dan pasien berusia lebih tua mulai divaksinasi pada gelombang kedua.
Risiko pembekuan darah di paru-paru orang yang mengalami Covid parah 290 kali lebih besar daripada yang normal, dan tujuh kali lebih besar bagi orang pernah terkena Covid gejala ringan dibandingkan orang normal. Tapi tidak ada risiko pendarahan internal bagi yang terkena kasus ringan.
"Bagi orang yang tidak divaksinasi, itu sungguh jadi alasan yang benar untuk mendapatkan vaksin - risikonya jauh lebih besar daripada risiko dari vaksin," jelas Anne-Marie Fors Connolly, peneliti utama dari Universitas Umea Swedia.
Waspadai komplikasi
Para peneliti tidak bisa membuktikan Covid menyebabkan pembekuan darah dalam penelitian ini tapi mereka memiliki beberapa teori mengapa itu terjadi.
Itu bisa menjadi efek langsung virus pada lapisan sel yang melapisi pembuluh darah, respons peradangan yang berlebihan terhadap virus, atau tubuh membuat pembekuan darah pada waktu yang tidak tepat.
Dosen kesehatan masyarakat Universitas Glasgow, Frederick K Ho mengatakan penelitian ini "mengingatkan kita pentingnya tetap mewaspadai komplikasi berkaitan dengan infeksi Covid yang bahkan ringan, termasuk tromboemboli (penggumpalan darah)."
Ho menambahkan, risiko pembekuan darah meningkat setelah vaksinasi, tetapi "besarnya risiko tetap lebih kecil dan bertahan untuk periode yang lebih pendek daripada yang terkait dengan infeksi."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDurian merupakan buah yang banyak disukai di Indonesia. Namun, sejumlah orang dengan kondisi medis tertentu ternyata tidak boleh mengonsumsi durian.
Baca SelengkapnyaSetiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya