Risiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?
Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit sendiri yang lebih tinggi dari lainnya.
Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit sendiri yang lebih tinggi dari lainnya.
Golongan darah adalah sistem klasifikasi untuk menggolongkan darah berdasarkan keberadaan antigen atau antibodi tertentu pada permukaan sel darah merah.
Antigen adalah zat yang dapat memicu reaksi imun, sedangkan antibodi adalah protein yang dapat mengenali dan menghancurkan antigen.
Ada dua sistem golongan darah yang paling umum digunakan, yaitu sistem ABO dan sistem Rh.
Sistem ABO membedakan darah menjadi empat tipe, yaitu A, B, AB, dan O, berdasarkan jenis antigen A dan B yang terdapat pada sel darah merah.
Sistem Rh membedakan darah menjadi dua tipe, yaitu Rh positif dan Rh negatif, berdasarkan keberadaan faktor Rh (antigen D) pada sel darah merah.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tipe golongan darah:
Golongan darah bisa berbeda-beda karena adanya perbedaan antigen dan faktor rhesus pada permukaan sel darah merah.
Antigen dan faktor rhesus adalah zat yang menentukan jenis golongan darah seseorang, yaitu A, B, AB, atau O, dan positif atau negatif.
Antigen dan faktor rhesus juga berperan dalam transfusi darah, karena jika ada ketidakcocokan antara donor dan penerima, maka tubuh penerima akan menolak darah donor dan menyebabkan reaksi yang berbahaya.
Perbedaan antigen dan faktor rhesus muncul karena adanya mutasi genetik yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu pada nenek moyang manusia. Mutasi genetik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti evolusi biologi, penyakit, dan lingkungan.
Menurut beberapa penelitian, setiap golongan darah memiliki risiko yang berbeda untuk mengalami penyakit tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh. Antigen adalah substansi yang menentukan golongan darah seseorang, yaitu A, B, AB, atau O.
Selain itu, ada juga faktor rhesus, yang dapat berupa positif atau negatif.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit yang berisiko dialami oleh setiap golongan darah:
Orang dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker perut, karena bakteri H. pylori yang menyebabkan penyakit ini mungkin lebih sensitif pada antigen A. Selain itu, golongan darah A juga cenderung memiliki gangguan obsesif-kompulsif (OCD), karena sifat perfeksionis dan rajin yang melekat pada mereka. Golongan darah A juga berisiko menjadi seorang pemabuk (alkoholisme), karena antigen A dapat memengaruhi intoksikasi sehingga sistem kekebalan tubuh menunjukkan reaksi berbeda terhadap alkohol.
Orang dengan golongan darah B berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, karena antigen B dapat memicu reaksi inflamasi pada jaringan tubuh. Golongan darah B juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih, karena bakteri E. coli yang menyebabkan infeksi ini lebih mudah menempel pada sel darah merah dengan antigen B.
Orang dengan golongan darah AB berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker perut, sama seperti golongan darah A. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada golongan darah AB, yaitu sekitar 26 persen. Selain itu, golongan darah AB juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kognitif dan masalah memori, karena antigen AB dapat memengaruhi fungsi otak.
Orang dengan golongan darah O berisiko lebih rendah untuk mengalami penyakit jantung, karena antigen O dapat mengurangi pembekuan darah. Namun, golongan darah O juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami stres, karena hormon kortisol yang berperan dalam mengatur stres lebih tinggi pada golongan darah O. Selain itu, golongan darah O juga berisiko lebih tinggi untuk digigit nyamuk, karena nyamuk lebih tertarik pada bau tubuh golongan darah O.
Itulah beberapa pengaruh golongan darah terhadap risiko penyakit. Namun, perlu diingat bahwa hal ini tidak dapat menjadi tolok ukur yang pasti, karena setiap orang memiliki gaya hidup dan kebiasaan yang berbeda.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan yang seimbang, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari rokok dan alkohol.
Antigen dalam golongan darah adalah zat yang terdapat pada permukaan sel darah merah dan menentukan jenis golongan darah seseorang.
Ada dua macam antigen utama, yaitu antigen A dan antigen B. Orang yang memiliki antigen A memiliki golongan darah A, orang yang memiliki antigen B memiliki golongan darah B, orang yang memiliki antigen A dan B memiliki golongan darah AB, dan orang yang tidak memiliki antigen A dan B memiliki golongan darah O.
Selain antigen A dan B, ada juga antigen lain yang disebut dengan faktor rhesus (Rh). Faktor rhesus adalah protein yang juga terdapat pada permukaan sel darah merah.
Orang yang memiliki faktor rhesus memiliki golongan darah Rh positif, dan orang yang tidak memiliki faktor rhesus memiliki golongan darah Rh negatif.
Antigen dalam golongan darah berperan penting dalam transfusi darah, karena jika ada ketidakcocokan antara antigen donor dan penerima, maka tubuh penerima akan menghasilkan antibodi untuk menghancurkan sel darah merah donor. Hal ini dapat menyebabkan reaksi transfusi darah yang berbahaya
Konsumsi makanan sedikit gosong bisa menimbulkan dampak pada kesehatan yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaAntioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Anda bisa mendapatkan senyawa ini dari sejumlah minuman sehat.
Baca SelengkapnyaApakah benar minum teh manis es saat berbuka dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada asam lambung?
Baca SelengkapnyaSeiring bertambahnya usia, memang fungsi mata akan menurun dengan sendirinya. Namun Anda harus tetap bisa melakukan beragam cara untuk menjaga kesehatannya.
Baca SelengkapnyaKonsumsi gorengan bisa jadi penyebab berbagai masalah kesehatan dan naiknya berat badan.
Baca SelengkapnyaSindrom nasi goreng merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut masalah keracunan makanan. Kenali penyebab dan cara menagtasinya.
Baca SelengkapnyaKanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPerut buncit bisa membahayakan kesehatan. Jangan anggap sepele.
Baca SelengkapnyaTernyata, tidur setelah makan sahur dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, di antaranya adalah peningkatan kadar gula darah. Berikut adalah penjelasannya.
Baca Selengkapnya