Bebegig Sukamantri, Topeng Seram Asal Ciamis Sang Penjaga Masyarakat Desa
Merdeka.com - Bebegig Sumantri merupakan tradisi kesenian yang berasal dari wilayah Ciamis Jawa Barat. Wujudnya yang seram dan besar, dengan untaian rambut ikal panjang, membuat kesenian tersebut menjadi ikon tradisi budaya untuk pengusir roh jahat sejak ratusan tahun lalu.
Dilansir dari laman Budaya Kemendikbud, tradisi Bebegig di kawasan Sukamantri tersebut diadakan untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan dalam menjaga serta melestarikan potensi budaya dan alam.
Selain itu, Bebegig juga disimbolkan untuk mengembangkan potensi daerah dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerahnya. Dengan maksud, bisa terjaga dan lestari, serta terhindar dari segala kerusakan.
Menjaga Desa dari Roh Jahat
Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Konon dulu, Bebegig digunakan untuk mengusir orang-orang yang berniat jahat terhadap sebuah desa di dekat hutan larangan. Hutan itu bernama Tawang Gantungan, sebelah Selatan Desa Sukamantri, Ciamis, Jawa Barat.
Dalam sejarahnya di kawasan Tawang Gantungan, dahulu merupakan bekas sebuah kerajaan dengan seorang pemimpin yang cerdik bernama Prabu Sampulur. Sampulur memasang topeng topeng menyeramkan tersebut di wilayah desa, dengan tujuan melawan roh jahat.
Wujud Bebegig
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Dalam ceritanya, hanya orang berniat jahat saja yang akan melihat penampakan dari topeng besar yang dipasang di pepohonan sekitar desa oleh Prabu Sampulur sehingga urung berbuat kerusakan.
Selain itu, terdapat versi lain yang mengatakan jika topeng tersebut merupakan prajurit utusan dari kerajaan Majapahit untuk menyerang kerajaan Sunda saat pertempuran Bubat.
Saat itu, Kerajaan Sunda hendak menikahkan Putri Dyah Pitaloka dengan raja Hayam Wuruk, saat menunggu keluarga kerajaan Sunda diserang oleh prajurit topeng besar tersebut.
Menggabungkan Beberapa Unsur Kesenian
Youtube Channel N9 Studio ©2020 Merdeka.com
Secara umum, penampilan kesenian Bebegig akan ditarikan oleh beberapa orang lelakon yang menggunakan topeng seram khas Sukamantri. Para lelakon tersebut menari diiringi musik tradisional Sunda mengikuti irama, sembari mengayun ayunkan sejata tajam berupa golok.
Unsur kriya sendiri sangat kental pada komposisi pembangun topengnya, topeng seberat 40 kilogram tersebut dibuat dengan bahan ijuk, bubuay, dan daun waregu.
Ssi pembuat akan membuat topeng bermotif seram, dengan menggabungkan bahan-bahan tersebut sebagai pernak pernik topeng. Konon, bahan-bahannya juga hanya bisa didapat di Gunung Karang Gantungan, dan hanya bisa diambil satu tahun sekali.
Aturan Khusus Permaian
budaya-indonesia.org ©2020 Merdeka.com
Mengingat sejarahnya yang ditugaskan untuk mengusir roh jahat, sebelum dilakukan pementasan, topeng Bebegig disimpan di makam leluhur (konon makam pembuat awal). Baru Selanjutnya didoakan melalui prosesi tawasulan (mengambil wasilah agar doa segera dikabulkan tuhan). Dilansir dari laman Budaya Indonesia, ritual ini dimaksudkan untuk pertunjukannya agar berjalan dengan lancar.
Selain itu, para pemain juga diwajibkan untuk melakukan ritual tertentu seperti mandi khusus hingga berpuasa selama tiga hari beturut-turut.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaPenduduk Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, menggelar tradisi Ojung di sekitar sumber mata air Sumber Winong setiap Muharam atau Suro.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca Selengkapnya