Serunya Nyawalan Kampung Khas Lebaran di Ciamis, Hadirkan Kuda Lumping sampai Reog Sunda
Nyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Nyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Hari Lebaran menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh segenap masyarakat. Berbagai acara dipersembahkan untuk meramaikan acara satu tahun sekali itu, salah satunya nyawalan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Acara ini bisa dikatakan sebagai hajat warga setelah salat Idulfitri, di mana mereka menampilkan berbagai tradisi nenek moyang. Kuda lumping sampai reog Sunda jadi salah satu kesenian yang dipertunjukan.
Dari anak-anak sampai orang dewasa, tumpah ruah di salah satu lahan kosong pada desa yang menyelenggarakan nyawalan. Mereka ada yang terlibat menampilkan kesenian, adapula yang hadir sebagai penonton.
Tradisi nyawalan hadir sebagai bentuk silaturahmi antar warga, sekaligus ngamumule alias melestarikan kebiasaan nenek moyang dalam merayakan hari kemenangan.
Yuk, intip keseruan tradisi nyawalan khas Lebaran di Ciamis, Jawa Barat.
(Gambar: YouTube RC Explorer)
Mengutip YouTube RC Explore, tradisi nyawalan jadi acara besar di kampung yang ditunggu-tunggu masyarakat.
Berbagai kesenian turut dihadirkan warga, dengan dihadiri tokoh masyarakat setempat.
Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri.
Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
Untuk keseniannya ada berbagai jenis yang ditampilkan seperti kuda lumping. Kesenian ini dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa dengan mengalungkan tali yang menyambung ke kayu berbentuk kuda.
Tangan kiri mereka memegang kepala dan tangan kanannya memegang pecutan. Setelah alat musik Sunda dibunyikan, para pemain kuda lumping langsung menari mengikuti irama lagu.
Kemudian ada juga reog Sunda yang dimainkan oleh ibu-ibu setempat. Mereka memainkan dok-dok atau kendang kecil yang ditabuh, diiringi oleh gerak tari yang lucu dan lawak para pemainnya.
Biasanya turut disampaikan pesan-pesan sosial dan keagamaan kepada warga yang hadir di lokasi.
Tarian tokecang menjadi kesenian yang ditampilkan oleh anak-anak usia SD di Ciamis untuk memeriahkan nyawalan. Tarian ini dimainkan oleh anak-anak perempuan, dengan mengenakan kebaya warna-warni.
Anak-anak juga membawa bakul berukuran kecil sebagai simbol kemakmuran di masa lalu. Setelah itu, anak-anak akan menari setelah lagu tokecang dimainkan penyelenggara.
Sebenarnya, tokecang tak sekedar lagu anak-anak yang seru untuk dimainkan, melainkan ada hal lainnya yang tak kalah penting yakni pesan kepada pemainnya. Simbol bakul berarti kecukupan dan bersyukur, ini karena bakul biasanya berisi beras sebagai simbol kehidupan.
Terakhir, tarian Bang Wangsit Siliwangi juga dimainkan oleh bapak-bapak pada malam hari. Mereka akan mengenakan baju pangsi Sunda berwarna hitam, lengkap dengan totopong atau udeng (ikat kepala). Tarian ini cukup sakral karena dikelilingi cahaya obor.
Mengutip ANTARA, tarian ini merupakan warisan leluhur masyarakat Ciamis dari Kerajaan Galuh di masa silam. Tujuan utama dari tarian ini adalah mempererat tali silaturahmi dengan warga yang membaur berkat lagu tradisional.
Adapun sejumlah daerah yang masih melestarikan ini di antaranya, Kampung Citeureup, Ciomas Panjalu dan di Brunggendis, Sukaraja, Ciamis. Semakin seru karena adanya unsur kerasukan dari para pemain dan penari di acara tersebut.
Tradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaTradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMengmleng merupakan pementasan tradisional dengan menampikan hewan macan tiruan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaRibuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaKue keranjang atau Nian Gao adalah kue tradisional yang sering disajikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai budaya Tionghoa.
Baca Selengkapnya