Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Inspiratif Apih Uta, Lentera Bagi Rebab Sunda yang Hampir Punah

Kepekaan pendengaran menjadi modal utama Apih Uta untuk melestarikan rebab. Ia tak ingin alat musik gesek ini punah. Kecintaannya membawa Apih Uta mementaskannya dari satu tempat ke tempat lain walau memiliki keterbatasan pengelihatan.

Sosok Apih Uta bersahaja. Ia asyik bercerita panjang lebar tentang alat musik nenek moyang ini. Keindahan nada rebab membuatnya jatuh cinta dan terus memainkannya.

Menurut Apih Uta, rebab berbeda dengan gitar. Ia hapal betul dengan karakteristiknya yang memiliki senar, juga dimainkan secara gesek. Alat musik ini juga mudah ditenteng, karena ukurannya yang tak sebesar alat musik petik lainnya.

Dalam kanal Youtube Restu Reynaldi, Apih Uta berbagi kisah tentang rebab yang melegenda di tanah Sunda.

“Kalau gitar mah dipetik, kalau ini beda. Ini digesek, dengan jumlah senar yang hanya dua. Cara memainkannya juga hanya disimpan di bawah saja, berbeda dengan biola yang juga digesek namun harus ditaruh di Pundak,” katanya.

Kisah Inspiratif Apih Uta, Lentera Bagi Rebab Sunda yang Hampir Punah
Mengalun Nada Indah

Mengalun Nada Indah

Dari alat musik ini, mengalun nada-nada indah dari gesekan tangan luwesnya. Apih Uta selalu memainkan rebab dengan perasaan. Ia sadar, modalnya hanya hati dan pendengaran.

Ini yang membuat permainan rebabnya selalu indah didengarkan. Ini juga menekan bahwa hati dan pendengaran lebih mampu mengontrol nada, dibanding pengelihatan.

“Memainkannya juga bisa nyorog (agak menukik ke bawah untuk menggesek senarnya),” tambah Apih uta.

Pandai Memainkan Rebab Sejak Usia 15 Tahun

Dalam laman Napak Jagat Pasundan, terungkap jika Apih Uta sudah puluhan tahun berkecimpung di kesenian ini. Bahkan, ia sudah mulai menggunakannya secara mahir sejak 15 tahun.

Pria asal Kecamatan Purwadadi itu juga sudah kesohor sebagai pemain rebab. Hajatan demi hajatan ia sambangi untuk mentas. Panggilan untuk meramaikan acara juga sering ia terima. Namun itu dulu.

“Kalau dulu, kesenian-kesenian itu kan dekat ya,” terang Uta

“Kalau dulu, kesenian-kesenian itu kan dekat ya,” terang Uta

Terpaksa Ngamen Karena Pandemi Covid-19

Saat muncul wabah Covid-19 beberapa tahun ke belakang, geliatnya di dunia rebab kian terasa berkurang.

Pasalnya selama ini, ia hanya mengandalkan hajatan maupun acara kebudayaan untuk mencari nafkah. Apih Uta akan mendapat uang saat ada panggilan pentas.

Setelah pandemi mereda, nasibnya tak kunjung berubah. Bahkan, ia terpaksa harus mengamen di pelataran Pasar Purwadadi Purwakarta.

Setelah pandemi mereda, nasibnya tak kunjung berubah. Bahkan, ia terpaksa harus mengamen di pelataran Pasar Purwadadi Purwakarta.

Jadi Maestro yang Harus Diperhatikan Pemerintah

Kiranya kehidupan seniman perlu campur tangan pemerintah, terutama untuk kemudahan pementasan dan saat terdampak pandemi Covid-19. Ini untuk menghindari seniman-seniman yang mengharumkan nama daerah harus kesulitan menanggung hidup, seperti Apih Uta.

Sampai saat ini, Apih Uta masih setia dengan rebabnya. Bahkan ia juga mampu memainkan alat musik kecapi yang juga legendaris.

Apih Uta bersama rebabnya menolak punah digerus zaman.

65 Kata-kata Keren Anak Muda yang Inspiratif, Bikin Semangat Terus Setiap Hari
65 Kata-kata Keren Anak Muda yang Inspiratif, Bikin Semangat Terus Setiap Hari

Berikut kata-kata keren anak muda yang inspiratif dan bikin makin semangat.

Baca Selengkapnya
65 Kata-kata Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal Paling Menyentuh Hati
65 Kata-kata Rindu untuk Ayah yang Sudah Meninggal Paling Menyentuh Hati

Simak kata-kata rindu untuk ayah yang sudah meninggal berikut ini. Berisi doa dan harapan terbaik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Inspiratif, Begini Kisah Pemuda 25 Tahun di Tasik yang Berangkatkan Umrah Orang Tua dari Hasil Jualan Siomay
Inspiratif, Begini Kisah Pemuda 25 Tahun di Tasik yang Berangkatkan Umrah Orang Tua dari Hasil Jualan Siomay

Omzet penjualan siomaynya kini tembus Rp100 juta per bulan. Begini kisah inspiratifnya.

Baca Selengkapnya
40 Kata-Kata Jalaludin Rumi, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam
40 Kata-Kata Jalaludin Rumi, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam

Dalam setiap kata-katanya, Rumi memberikan pesan-pesan kebijaksanaan tentang cinta, kehidupan, dan spiritualitas.

Baca Selengkapnya
100 Kata Mutiara Kecewa pada Seseorang, Bisa Jadi Bahan Mengungkap Perasaan Paling Dalam
100 Kata Mutiara Kecewa pada Seseorang, Bisa Jadi Bahan Mengungkap Perasaan Paling Dalam

Melalui kata-kata ini diharapkan bisa menjadi lentera dalam kegelapan, memberikan harapan serta kekuatan guna melanjutkan perjalanan hidup.

Baca Selengkapnya
Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun

Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda

Baca Selengkapnya
Ngaku Suntik Putih Jadi Penyebab Utama, Ini 8 Potret Cita Rahayu Ungkap Penyakit Autoimun yang Ia Derita
Ngaku Suntik Putih Jadi Penyebab Utama, Ini 8 Potret Cita Rahayu Ungkap Penyakit Autoimun yang Ia Derita

Cita Rahayu, atau Cita Citata ungkap penyebab penyakit autoimun yang ia derita.

Baca Selengkapnya
Putus Kuliah, Pria Ini Sukses Buka Usaha Kerupuk Kulit Sapi Omzet Perbulan Capai Rp450 Juta
Putus Kuliah, Pria Ini Sukses Buka Usaha Kerupuk Kulit Sapi Omzet Perbulan Capai Rp450 Juta

Simak kisah inspiratif Heru Setiawan, pengusaha kerupuk kulit yang pernah putus kuliah kini beromzet ratusan juta.

Baca Selengkapnya