Mengenal Permainan Tradisional Sunda Ngadu Muncang, Dulu Pemenangnya Dapat Satu Set Gamelan
Permainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan
Permainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan
Ngadu muncang adalah salah satu permainan tradisional masyarakat Sunda tempo dulu.
Ngadu muncang sendiri merupakan permainan ketangkasan dengan mengadu dua buah kemiri yang diletakkan saling bertumpuk. Jika pecah, maka pemilik buah kemiri tersebut akan kalah.
Yang menarik, di zaman kerajaan dulu, ngadu muncang menjadi permainan resmi yang dijalankan oleh perwakilan abdi dalem. Bahkan di Sumedang pernah ada perwakilan keraton yang mendapatkan seperangkat gamelan setelah memenangi permainan ngadu muncang.
Sayangnya peminat ngadu muncang sebagai permainan tradisional anak-anak sudah sedikit dan terbilang jarang di masa sekarang.
Di awal tahun 2000-an, ngadu muncang masih populer di tanah Pasundan.
Ngadu muncang menggunakan alat sederhana berbahan kayu.
Di Sumedang misalnya, kemiri tersebut diadu oleh anak-anak sekolah dengan cara dipukul menggunakan benda keras seperti kayu atau bambu. Sedangkan di Cirebon, ngadu muncang ini dipukul menggunakan tangan hingga salah satunya hancur.
Dahulu banyak penjual mainan yang menjajakan biji kemiri dan diwadahi plastik kecil. Ketika itu seribu rupiah anak-anak akan mendapatkan sekitar 10 biji kemiri untuk diadu.
Ada banyak cara dilakukan oleh anak-anak tempo dulu agar muncang atau kemiri mereka keras dan sulit untuk dipecahkan.
Kemiri biasanya akan direndam selama 30 sampai 45 menit di dalam cuka. Atau ada juga yang merendamnya selama sehari semalam, sehingga kemiri bisa sekeras batu.
Biasanya pemenang dari permainan ini akan mendapatkan kemiri dari lawan, atau benda lainnya maupun ditraktir jajanan sekolah.
Mengutip budaya-indonesia.orga, ngadu muncang juga populer di kalangan pemuda-pemuda keraton, khususnya di Jawa Barat.
Jika ada perlombaan ngadu muncang, mereka akan mengikutinya dan menjadikan perlombaan tersebut sebagai ajang untuk mengadu kekuatan.
Selain mengandalkan kekuatan dari buah kemiri, kekuatan yang dimaksud di sini adalah kekuatan tangan dari para pemainnya, di mana saat itu memukulnya menggunakan bagian tangan.
Merujuk laman virtualtour.sumedangkab.go.id, pernah suatu ketika diadakan perlombaan ngadu muncang antar kerajaan. Salah satu pesertanya adalah Kerajaan Sumedang Larang yang mengirimkan perwakilan abdi dalem mereka.
Acara lomba tersebut dilaksanakan di wilayah Mataram sekitar abad ke-17. Saat itu perwakilan Sumedang Larang berhasil memenangi ajang yang ketika itu masih berbentuk judi. Hadiah satu set Gamelan Sari Oneng pun didapatkan dan menjadi koleksi Keraton Sumedang Larang.
Gamelan Sari Oneng sendiri terdiri dari saron, bonang, gong, kendang, jenglong dan lainnya. Dahulu gamelan ini selalu dibunyikan saat menyambut tamu agung kebupatian, termasuk dari Mataram.
Permainan ngadu muncang telah menjadi warisan budaya oleh orang Sunda, dengan nilai sejarah yang kuat.
Gambar: satu set Gamelan Sari Oneng di Sumedang.
Empet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaSeakan kembali ke masa kecil, permainan tradisional dari Sumatera Barat ini selalu hadir ketika Bulan Ramadan tiba.
Baca SelengkapnyaKonclong merupakan sebutan bagi permainan tradisional di Kampung Adat Dukuh, Garut Selatan.
Baca SelengkapnyaPantun adalah salah satu bentuk puisi tradisional yang sangat populer di masyarakat Palembang dan juga di seluruh wilayah Nusantara.
Baca SelengkapnyaSenjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan baru saja mengungkap ritual yang dilakukan bangsa Maya Kuno saat bermain bola.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaCalung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda
Baca Selengkapnya