Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Mereka memanfaatkan bangunan senilai Rp500 juta hasil Program Desa Brilian. Namun mereka dikenakan tarif sewa lebih mahal untuk bisa berjualan di sana.

Pada Desember 2022, Kalurahan Pleret, Kabupaten Bantul, terpilih sebagai salah satu penerima program Desa Brilian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan adanya program itu, Kalurahan Pleret mendapat suntikan bantuan dana sebesar Rp500 juta.

Besarnya dana itu dimanfaatkan oleh Pemerintah Kalurahan Pleret untuk membangun tempat jualan pelaku UMKM di timur Lapangan Kanggotan. Setelah bangunan tempat jualan itu rampung dibangun, para pedagang UMKM yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan dipindah ke bangunan baru tersebut.

Adanya Program Desa Brilian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) idealnya bisa membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bisa mengembangkan usahanya.

Namun hal itu sepertinya tidak dirasakan Uma Ismawati (47), pedagang Soto Lamongan yang sehari-hari berjualan di bangunan baru itu.

Sejak menempati bangunan baru itu, pembelinya justru berkurang. Padahal saat ia masih berjualan di selatan lapangan di mana bangunan itu belum ada, dagangannya lebih laku.

“Sebenarnya lebih ramai di sana (selatan lapangan) soalnya kalau di sana lokasinya di pinggir jalan utama. Kalau di sini cuma jalan alternatif,” keluh Uma.

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Selain itu, harga sewa bangunan baru itu juga lebih mahal. Setiap bulan, ia harus membayar Rp300 ribu untuk sewa tempat ke pemerintah kalurahan. Saat masih berjualan di selatan lapangan, ia hanya membayar sewa tempat Rp60 ribu.

Uma sudah berujualan Soto Lamongan sejak tahun 2015. Setiap Bulan Ramadan ada larangan dari Pemerintah Kalurahan Pleret untuk berjualan pada siang hari. Maka saat bulan suci ia berjualan dari sore hingga malam hari dengan menu pecel lele.

“Tapi sejak pandemi kita berhenti jualan malam. Jadi mulai besok Ramadan kita libur total semuanya,” ujarnya saat ditemui Merdeka.com pada Minggu (10/3).

Tak hanya harga sewa tempat yang makin mahal, Uma harus dihadapkan pada tantangan lain. Dari hari ke hari, makin banyak warga yang membuka usaha kuliner. Apalagi saat masa pandemi COVID-19 lalu, warga yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan, setelah di-PHK membuka usaha kuliner sendiri.

Karena makin banyak usaha kuliner yang buka, para pelanggan warungnya mulai beralih ke warung kuliner yang baru.

Bila Uma sudah berjualan di sekitar Lapangan Kanggotan sejak sembilan tahun lalu, Ngadiono Subekti (61) jauh lebih lama lagi. Ia sudah berjualan di sana sejak tahun 1988.

“Waktu itu belum ada pedagang-pedagang kayak gini. Cuma saya sendiri,” kata Ngadiono.

Selama berjualan di sana, Ngadiono sudah banyak melewati masa-masa sulit seperti saat krisis moneter dan krisis ekonomi pandemi COVID-19.

Walau sudah lama menjadi seorang pelaku UMKM, namun usahanya tetap stagnan.

“Tapi Alhamdulillah tetap stabil,” kata Ngadiono saat ditemui di warungnya.

Dalam sehari, ia bisa menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp300-500 ribu.

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Selama hampir 36 tahun lebih, ia sudah merasakan beberapa kali penggusuran. Ia bersyukur saat ini menempati tempat yang lebih layak.

Walau sudah mendapat tempat layak untuk berjualan melalui Program Desa Brilian, baik Uma maupun Ngadiono tak ingin program itu berhenti pada pembangunan saja.

Mereka ingin agar para UMKM dibina agar menghasilkan produk lebih variatif dan terbebas dari masalah ekonomi.

“Kalau bisa jangan buat kuliner-kuliner lagi. Soalnya di sekitar sini banyak tanah milik desa yang dimanfaatkan buat usaha kuliner. Sekarang penjual yang baru pada banting harga, kasihan pedagang lama seperti saya,”

curhat Uma terkait keadaan persaingan bisnis kuliner di tempatnya saat ini saat ditemui Merdeka.com pada Minggu (10/3)

Sementara itu Ngadiono ingin baik Pemerintah Kalurahan maupun BRI lebih memperhatikan nasib pelaku UMKM, terutama dari sisi perekonomian mereka.

“Kita usaha gini kan demi memerangi kemiskinan. Kalau nggak usaha masak gini terus. Jadi kita harus punya peningkatan. BRI dan kelurahan bisa memperhatikan bagaimana meningkatkan perekonomian kami agar terbebas dari kemiskinan,” tutur Ngadiono.

Di depan kios tempat para pelaku UMKM berjualan di Lapangan Kronggahan itu, tertempel sebuah papan bertuliskan “BRI Peduli”. Tapi apakah pihak BRI memang benar-benar “peduli” terhadap nasib mereka?

Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM

Peraturan Desa

Lurah Pleret, Taufik Kamal, mengatakan bahwa pembangunan pendopo tempat berjualan pelaku UMKM itu merupakan bantuan yang diberikan BRI terkait Program Desa BRILian.

Desa Pleret sendiri mendapatkan penghargaan itu karena memiliki banyak situs peninggalan masa lalu, di antaranya Situs Masjid Kauman, Situs Keraton Kerto, Sumur Gumuling, dan masih banyak lagi.

Lebih lanjut, Taufik mengatakan kalau pembangunan pendopo itu dilakukan sebagai pendukung daya tarik situs. Untuk menyesuaikan tema cagar budaya, pendopo itu dibangun dengan gaya arsitektur khas Jawa.

"Jadi kalau orang ke sini kan biasanya ingin berwisata sejarah. Kalau mereka capek dan mau jajan di mana? Nah itu bisa ke kios UMKM yang ada di pendopo itu," kata Taufik.


Setiap pelaku UMKM yang menempati bangunan itu untuk berjualan dikenakan biaya sewa Rp300.000 per slot tiap bulannya. Di pendopo tersebut ada 12 slot tempat berjualan UMKM yang disewakan.

Apabila slot terisi semua, maka pendopo UMKM itu bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp3,6 juta per bulannya.

Taufik mengatakan, penetapan biaya sewa itu sudah ditentukan dalam peraturan kalurahan yang sudah disepakati semua elemen. Baginya, tarif itu tidak memberatkan pelaku UMKM, justru harga itu terhitung murah karena jika dihitung per hari tarif sewanya hanya Rp10.000.

"Menurut saya ini tidak mahal. Kalau misal mereka jualan makanan seperti soto misalnya, seharusnya Rp10.000 per hari itu tidak memberatkan," pungkas Taufik

Jalan Panjang Desa di Bantul Menuju Desa BRILian, Manfaatkan Lahan Bekas jadi Sentra Kuliner
Jalan Panjang Desa di Bantul Menuju Desa BRILian, Manfaatkan Lahan Bekas jadi Sentra Kuliner

Keberadaan taman kuliner di Kalurahan Karangtalun menjadi potensi desa yang diajukan untuk menjadi sasaran program Desa BRILian

Baca Selengkapnya
Berkat Program Desa BRIlian, Wisata Tebing Breksi Makin Berkembang dan Berikan Manfaat bagi Pelaku UMKM Sekitar
Berkat Program Desa BRIlian, Wisata Tebing Breksi Makin Berkembang dan Berikan Manfaat bagi Pelaku UMKM Sekitar

Pihak BRI menjalankan beberapa program untuk pelaku UMKM di Desa Sambirejo di antaranya pelatihan, pengadaan alat, serta pemberian beasiswa pendidikan.

Baca Selengkapnya
Desa Polengan Magelang Terima Penghargaan Desa BRIlian
Desa Polengan Magelang Terima Penghargaan Desa BRIlian

Nur Widodo mengaku sangat bersyukur sekaligus bangga karena bisa ikut ambil bagian dalam Program Desa BRIlian ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Semarak Ramadhan di Desa Karangtalun Imogiri Bantul, Wujud Sinergi antara BUMDes dengan BRI
Semarak Ramadhan di Desa Karangtalun Imogiri Bantul, Wujud Sinergi antara BUMDes dengan BRI

Terselenggaranya Pasar Ramadan diharapkan bisa menjadi titik awal kerja sama antara BUMDes Karangtalun dengan BRI demi mewujudkan Desa BRILian

Baca Selengkapnya
Desa BRIlian Sambak Magelang Raih Proklim Lestari, Kopi Potorono Jadi Inspirasi
Desa BRIlian Sambak Magelang Raih Proklim Lestari, Kopi Potorono Jadi Inspirasi

Proklim Lestari adalah penghargaan tertinggi bagi desa yang memiliki kegiatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca Selengkapnya
Ubah Penampungan Sampah Jadi Sumber Cuan, Desa di Gresik Ini Jamin Semua Warga Hidup Berkecukupan
Ubah Penampungan Sampah Jadi Sumber Cuan, Desa di Gresik Ini Jamin Semua Warga Hidup Berkecukupan

Pemerintah desa ini punya pabrik beras hingga alat pertanian untuk mendukung aktivitas bertani warganya

Baca Selengkapnya
Cerita Sukses Desa BRILiaN Banjar Wangi: Gagal Panen Padi, Ganti Tanam Ubi hingga Ekspor ke Luar Negeri
Cerita Sukses Desa BRILiaN Banjar Wangi: Gagal Panen Padi, Ganti Tanam Ubi hingga Ekspor ke Luar Negeri

Kepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.

Baca Selengkapnya
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun

Pabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Bisnis Daun Kelor di Bantul Sukses Berkat KUR BRI, Begini Perjalanan Kelorida yang Menginspirasi
Bisnis Daun Kelor di Bantul Sukses Berkat KUR BRI, Begini Perjalanan Kelorida yang Menginspirasi

Kelorida merupakan produk UMKM asal Bantul yang mengolah daun kelor.

Baca Selengkapnya