Kisah Kampung Mati Petir di Batang, Desa Tak Berpenghuni Menyimpan Banyak Cerita Horror
Kini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Kini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Kampung Petir merupakan sebuah kampung tak berpenghuni yang berada di tengah hutan wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kampung mati itu sudah ditinggal pergi oleh penduduknya puluhan tahun lalu. Kini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Salah satu bangunan yang masih utuh adalah sebuah musala yang berada di tengah kampung. Di tengah kampung itu juga ada sebuah pohon yang amat besar. Di ranting-ranting pohonnya terdapat banyak sarang lebah.
Kebanyakan rumah di kampung mati Petir telah rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal puing-puing pondasi dan bata-bata.
Dalam video yang diunggah pada 31 Maret 2024, kanal YouTube Vista Holic berkesempatan menjelajahi Kampung Petir. Pada kesempatan itu, pemilik kanal bertemu dengan Pak Priyono, penghuni terakhir Kampung Petir.
Pak Priyono mengatakan, dulu ada sekitar 12 rumah di Kampung Petir. Nama “Petir” sendiri merupakan akronim bahasa Jawa yaitu “mpun repet kuatir” (sudah petang jadi khawatir).
“Dulu masih ada Harimau Jawa yang memangsa hewan ternak di kampung tengah hutan ini,” kata Pak Priyono.
Sewaktu masih tinggal di kampung itu, Pak Priyono pernah menemukan jejak Harimau Jawa. Jejak itu ia temukan di Gunung Batu, sebuah bukit yang letaknya tak jauh dari pemukiman penduduk di Kampung Petir.
Terkadang, Pak Priyono masih suka bermalam di Kampung Petir, tepatnya di sebuah musala yang masih berdiri utuh. Di kampung itu, ia masih menggarap lahan pertanian dan mencari rumput untuk hewan ternak.
Pak Priyono bercerita, sekitar tahun 1999, kampungnya masih ramai penduduk. Saat hari-hari terakhir tinggal di sana, Pak Priyono mengaku mulai bermimpi didatangi sosok Mak Lampir. Sejak saat itu, ia sering mengalami kejadian aneh.
“Saat itu habis maghrib anak saya mainan marmut tiba-tiba didatangi sosok orang memakai blangkon. Orang itu kakinya tidak menapak di tanah. Orang itu mengajak anak saya keliling-keliling. Tiba-tiba saja dia terbang dan berubah wujud menjadi Mak Lampir,” kata Pak Priyono.
Anaknya diculik Mak Lampir dan baru ditemukan pada pukul satu dini hari oleh warga sekitar. Saat itu ia ditemukan di atas pohon jambu dalam keadaan hujan deras.
Dalam kesempatan itu, Pak Priyono mengajak pemilik kanal YouTube Vista Holic dan beberapa konten creator lainnya untuk berkeliling. Ia pun menunjukkan tempat yang sering didatangi macan kumbang.
Pak Priyono mengatakan, dulu pernah ada warga yang melihat seekor macan kumbang melahirkan anak di bawah pohon bambu di sana.
Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaKonon apabila ada pejabat yang datang ke sana, ia akan langsung turun pangkat atau dipindahtugaskan.
Baca SelengkapnyaMeski namanya terkesan horor dan menyeramkan, tapi nyatanya teluk ini justru menyuguhkan pemandangan alam yang indah.
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaCerita sosok makhluk halus yang satu ini cukup populer di lapisan masyarakat Batak.
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaJadi mungkin dia mau turun ke bawah juga api sudah di bawah.
Baca Selengkapnya