Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.

Keberadaan Warung Tegal atau Warteg begitu menjamur di wilayah Jabodetabek. Bagi warga Tegal, usaha mereka terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Setelah usaha mereka makin besar, beberapa warteg membuka cabang pada lokasi lainnya yang masih di seputaran Jabodetabek.
Keberadaan warteg di sana diketahui sudah muncul sejak zaman Sultan Agung. Lalu bagaimana ceritanya?

Dilansir dari Goodnewsfromindonesia, pada waktu penyerbuan ke Batavia di abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.

Saat itu Bupati Tegal, Kyai Rangga, meminta agar rakyatnya menyiapkan telur asin dan orek tempe sebagai perbekalan. Dua menu itu dipilih karena diyakini bisa bertahan cukup lama saat dibawa oleh prajurit.

Pada saat itu, Pelabuhan Tegal merupakan depot logistik Sultan Agung dalam Perang Jayakarta. Tapi rupanya VOC sudah mengetahui rencana Sultan Agung karena adanya pengkhianatan.

Setelah mendengar informasi tersebut, VOC mengirimkan armadanya ke Tegal. Di sana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah, dan Gudang-gudang beras tentara Mataram dibakar habis.

Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Karena pusat logistiknya hancur, pasukan Mataram tidak bisa bertahan lama menyerang Batavia. Karena itu sebagian mereka memilih mundur, tapi ada sebagian lain yang memilih bertahan.

Memilih Bertahan

Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe. Hingga pada era 1960-an, perantau dari Tegal mulai mencari peruntungan di Jabodetabek dengan membuka warteg.

Ciri-ciri peninggalan khas prajurit masih kental dalam desain warteg hari ini. Misalnya pada model warung dua pintu yang menandakan sebuah kepemimpinan dan kedisiplinan.

Kini usaha warteg begitu menjamur di Jabodetabek. Salah satunya adalah Warteg Kharisma Bahari. Warteg ini didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996. Kini telah ada 800 Warteg Kharisma Bahari di Indonesia.

Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Sayudi sendiri hanya memiliki 10 warung warteg saja. Sementara sisanya adalah system waralaba.

Warteg Kharisma Bahari memiliki tiga model waralaba, yakni Warteg Kharisma Bahari yang menyasar kalangan menengah, Warteg Mamoka Bahari berukuran medium, dan Warteg Subsidi Bahari.

Kisah Emak-Emak di Nusa Jaya Tangerang Tanam Sayur di Lahan Kosong, Bantu Pangan Warga di Tengah Mahalnya Bahan Pokok
Kisah Emak-Emak di Nusa Jaya Tangerang Tanam Sayur di Lahan Kosong, Bantu Pangan Warga di Tengah Mahalnya Bahan Pokok

Semangat emak-emak tersebut bisa membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehat di tengah harga pangan yang mahal.

Baca Selengkapnya
Sejarah Soto Tangkar yang Melegenda, Lahir dari Sulitnya Orang Betawi Membeli Daging Sapi
Sejarah Soto Tangkar yang Melegenda, Lahir dari Sulitnya Orang Betawi Membeli Daging Sapi

Siapa sangka jika soto tangkar berangkat dari ketidakmampuan warga Betawi membeli daging sapi. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini

Dalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang

Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai

Stasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Sejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10

Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya
Sejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya

Sang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.

Baca Selengkapnya