Masuk Minimarket Surabaya Ini Bak Keliling Museum, Belanja sambil Belajar Sejarah Kejayaan Pelayaran Indonesia
Barangkali ini satu-satunya minimarket di Indonesia yang menempati bangunan cagar budaya.
Barangkali ini satu-satunya minimarket di Indonesia yang menempati bangunan cagar budaya.
Belanja di minimarket ini terasa seperti memasuki kapsul waktu, merasakan kembali kemegahan bangunan masa silam. Ubin lawas yang estetik, foto dan benda-benda bersejarah terkait pelayaran Indonesia yang dipajang di kompleks bangunan ini menghadirkan pengalaman belanja yang kaya cerita. Keseruan berbelanja di minimarket ini diabadikan oleh pemilik akun Instagram @subianto.eko melalui unggahan video reels pada 2 Februari 2024 lalu.
Mengutip video YouTube iam kholid, pengunjung minimarket bisa menjumpai beragam benda bersejarah di kompleks bangunan cagar budaya tersebut, di antaranya jangkar kapal, miniatur berbagai kapal, dan foto-foto dokumentasi masa kejayaan pelayaran Indonesia, khususnya di Surabaya.
Kompleks Pelni ini menjadi saksi bisu kemajuan pelayaran di Kota Surabaya selama masa kolonial Belanda. Bangunan ini pertama kali difungsikan sebagai kantor milik Stoomvaart Maatschappij Nederland, perusahaan perdagangan dan pelayaran asal Belanda yang berdiri sejak tahun 1870. Mengutip Instagram @disperkim.surabaya, bangunan ini dulu dikenal dengan nama Kantoorgebouw Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN) aan de Aloon-Aloonstraat te Soerabaja.
Perusahaan SMN dibangun untuk menyelenggarakan pelayaran dari Belanda menuju Hindia-Belanda (Indonesia), dan sebaliknya.
Seiring berjalannya waktu, gedung ini beberapa kali beralih fungsi. Pada masa kolonial Jepang, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Berita Domei. Di gedung ini pula, pada Jumat, 17 Agustus 1945 berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diterima oleh Markonis Yacob dalam bentuk morse. Kabar itu segera diteruskan kepada RM Bintarti dan Sutomo (Bung Tomo), Wakil Pemimpin Redaksi Domei bagian bahasa Indonesia untuk disiarkan dengan bahasa lokal.
Pasca kemerdekaan Indonesia, gedung ini beberapa kali beralih fungsi dan kepemilikan. Pada 1959, bangunan ini dimiliki oleh perusahaan Central Trading Company.
Pada 1964 gedung ini digunakan sebagai perusahaan pelayaran PT Djakarta Lloyd. Selanjutnya, pada 1991 gedung ini dibeli oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Kini, bangunan ini resmi tercatat sebagai bangunan cagar budaya (BCB).
Kapolsek menjelaskan, modus yang dilakukan sejoli ini dengan cara berpura-pura sebagai pembeli di minimarket.
Baca SelengkapnyaAwalnya pelaku yang menggunakan pakaian serba hitam, berhelm, beransel, dan bermasker itu masuk ke dalam minimarket
Baca SelengkapnyaWanita ini mendapatkan banyak ilmu dari tempat kerja lamanya hingga bisa bangun tempat usaha sendiri dengan baik.
Baca SelengkapnyaHidup di awal karier tak selalu mudah untuk dijalani.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dianggap supermarket pertama di Bandung. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaEmpat dari enam kawanan pencuri spesialis minimarket di wilayah Jabodetabek diringkus polisi. Dua lainnya masih diburu polisi..
Baca SelengkapnyaTak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk diusahakan.
Baca SelengkapnyaRasa buah ciplukan memiliki perpaduan antara asam dan manis, yang membuatnya digemari oleh banyak orang.
Baca SelengkapnyaPara pegawai nampak memberikan tulisan bersifat peringatan untuk para pembeli di setiap barang belanjaan. Ternyata ada alasan menohok di balik aksi tersebut.
Baca Selengkapnya