Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat

Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat

Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat

Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah

Latar Belakang

Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.

Lettu Soejitno mendapat pengetahuan tentang militer untuk pertama kalinya dari Perwira PETA di Bogor, Jawa Barat. Pada tahun 1944, ia resmi berseragam hijau dengan pangkat Sho Danco.

Itulah modal utama bagi dirinya untuk turun ke medan tempur melawan penjajah. Mengutip situs resmi Desa Tumbrasanom Kabupaten Bojonegoro, Lettu Soejitno mengikuti perkembangan organisasi angkatan darat mulai dari BKR, TKR, TRI, hingga ABRI.

Lettu Soejitno

Perjuangan

Perjuangan

Kawasan Glendeng yang merupakan perbatasan Bojonegoro dan Tuban jadi salah satu lokasi pertempuran antara tentara penjajah dengan pribumi. Di sinilah, Lettu Soejitno gugur ketika usianya baru 23 tahun.

Baku tembak antara tentara penjajah di sisi utara Bengawan Solo (Tuban) melawan tentara pribumi di sisi selatan (Bojonegoro) tak terelakkan. Kedua belah pihak yang dipisahkan sungai Bengawan Solo selebar 80 meter saling menyerang. Pada 13 Januari 1949, Regu Sutrisno dan Regu Harjono diperintahkan memperkuat seksi Soewolo mempertahankan penyeberangan Glendeng. Hari berikutnya, 14 Januari 1949, Belanda berhasil menyeberangi Bengawan dan menduduki Desa Glendeng. Hal ini membuat pertahanan pasukan Indonesia menjauhi penyeberangan.

Pada sore hari tanggal 14 Januari 1949, Lettu Soejitno berangkat menuju pertahanan di Kaliketek untuk menemui komandan pertahanan kota, Lettu Bambang Soemantri. Mengetahui kondisi dan situasi kota keseluruhan, Soewolo dan pasukannya bergerak menuju Desa Glendeng.

Keesokan harinya, tanggal 15 Januari 1949, Soemantri dan Soejitno dikawal regu Haryono, serta Sersan Nurwulan Bintara kelompok komando kompi berangkat menyusul Soewolo ke Glendeng. Sesampainya di barat Glendeng, tampak di seberang, pasukan Belanda sibuk mengatur konstruksi jembatan untuk dilewati melintasi Bengawan Solo menuju Bojonegoro.

Meninggal di Usia Muda, Begini Perjuangan Lettu Soejitno Anak Bupati Tuban Melawan Musuh Masyarakat

Melihat Belanda tengah sibuk, Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang.

Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan. Tembakan terus menghujani lokasi jenazah Soejitno, Sumantri dan regu Harjono yang mengawalnya pun tidak bisa mengambil dan merawat jenazah saat itu juga.

Penghargaan

Penghargaan

Berkat jasanya, Lettu Soejitno diabadikan menjadi patung di Alun-alun Bojonegoro serta nama sebuah jalan raya di wilayah setempat.

Tegas! Letjen TNI Minta Anak Buah Jangan Sombong 'Kesombongan Akan Menjatuhkan Kalian'
Tegas! Letjen TNI Minta Anak Buah Jangan Sombong 'Kesombongan Akan Menjatuhkan Kalian'

Letjen TNI beri pesan penting untuk anggotanya sampai singgung kesombongan.

Baca Selengkapnya
Anak Muda Jepara Menggebrak dengan Puisi Wiji Thukul, Ganjar Pranowo Terpukau!
Anak Muda Jepara Menggebrak dengan Puisi Wiji Thukul, Ganjar Pranowo Terpukau!

Untuk kalangan muda, menurutnya, memang harus mendapat perhatian dari pemerintah.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita

Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ajakan Rujuk Ditolak, Pria di Palembang Mengamuk Tikami Mantan Istri dan Calon Suaminya
Ajakan Rujuk Ditolak, Pria di Palembang Mengamuk Tikami Mantan Istri dan Calon Suaminya

DN gelap mata mengetahui mantan istrinya AG (24) akan menikah lagi. Dia menikami wanita itu hingga terluka parah sedangkan calon suaminya FR (30) tewas.

Baca Selengkapnya
6 Momen Lettu Muhammad Fardhana Calon Suami Ayu Ting Ting saat Bertugas, Kini Bak Artis
6 Momen Lettu Muhammad Fardhana Calon Suami Ayu Ting Ting saat Bertugas, Kini Bak Artis

Sosok Lettu Fardhana kini tengah jadi sorotan dan perbincangan publik.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Orang Tua Gantikan Putrinya Wisuda di UGM, Sang Anak Meninggal karena Kecelakaan
Momen Haru Orang Tua Gantikan Putrinya Wisuda di UGM, Sang Anak Meninggal karena Kecelakaan

Keduanya terpaksa mewakili sang putri saat wisuda lantaran Dewi telah berpulang ke pangkuan Tuhan.

Baca Selengkapnya
Remaja Putri Disetubuhi Pacar 3 Kali, Pulang-Pulang Lapor Orangtua
Remaja Putri Disetubuhi Pacar 3 Kali, Pulang-Pulang Lapor Orangtua

Setelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Letjen Maruli Simanjuntak Naik Jabatan, Ini Sosoknya Langsung Diselamati Sang Jenderal
Anak Buah Letjen Maruli Simanjuntak Naik Jabatan, Ini Sosoknya Langsung Diselamati Sang Jenderal

Momen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Simpan Dendam, Bapak dan Anak Bunuh Tetangga
10 Tahun Simpan Dendam, Bapak dan Anak Bunuh Tetangga

Tersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.

Baca Selengkapnya