Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang

Pada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang

Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.

Ciri Khas

Mengutip situs endangeredtigers-org, harimau Jawa rata-rata berukuran lebih kecil dibanding subspesies harimau modern lainnya. Ukuran tubuh ini merupakan bentuk adaptasinya terhadap ukuran mangsa utamanya berupa rusa. Mereka memiliki garis-garis panjang dan tipis serta wajah sempit dengan hidung relatif panjang dan sempit. Satwa liar ini juga memiliki garis-garis hitam tebal pada bulu oranye dengan bulu perut putih. Harimau Jawa memiliki kumis terpanjang di antara subspesies harimau lain.

Satwa liar ini biasa memangsa babi hutan, rusa jawa, banteng, reptil, hingga burung air. Harimau Jawa melakukan pembunuhan dalam jumlah besar seminggu sekali dan menghabiskan 2-3 hari untuk makan dalam jumlah besar. Mangsa kecil seperti monyet dan kadal dikonsumsi lebih cepat dengan cara dimakan sekaligus.

Harimau ini menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan ada kalanya berkeliaran hingga ke kebun-kebun petani di perdesaan lereng gunung di Pulau Jawa. Wilayah jelajahnya tidak melebihi ketinggian 1.200 mdpl.

Eksistensi

Pada tahun 1940-an, spesies harimau Jawa mulai berkurang. Hewan liar ini hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Pemerintah berupaya menyelamatkan satwa endemik ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, taman ini terlalu kecil bagi harimau Jawa untuk mencari mangsa. Seiring berjalannya tahun, jumlah harimau Jawa di taman nasional justru semakin berkurang.

Pada tahun 1980-an, harimau Jawa dinyatakan punah. Meski demikian, banyak laporan penampakan harimau Jawa di hutan Jateng dan Jatim. Pada akhir tahun 1998, Seminar Nasional harimau Jawa di UC UGM sepakat untuk meninjau kembali klaim kepunahan hewan liar ini. Pasalnya, saat itu ditemukan bukti-bukti terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut yang diindikasikan sebagai milik harimau Jawa. Secara mikroskopis, struktur morfologi rambut harimau Jawa dapat dibedakan dengan rambut macan tutul.

Harimau Jawa

Kepunahan

Kepunahan

Mengutip situs tigers.ca, sensus terakhir tentang keberadaan harimau Jawa dilakukan pada tahun 1999-2000 di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Latar belakang survei ini lantaran adanya laporan dari beberapa staf taman nasional dan warga setempat yang menduga bahwa harimau Jawa masih ada.

Guna mempersiapkan survei, sebanyak 12 staf taman nasional dilatih dengan dibekali 20 unit kamera. Mereka juga mendapat bantuan dari The Tiger Foundation berupa 15 unit kamera inframerah. Survei tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada harimau Jawa di Taman Nasional Meru Betiri.

Penyebab Kepunahan

Harimau Jawa mengalami kepunahan karena banyaknya perburuan terhadap satwa liar ini. Pada masa kolonial Belanda, banyak orang memburu harimau Jawa untuk kemudian dijadikan pajangan. Kini, tak ada lagi harimau Jawa di hutan-hutan lereng Gunung Kelud atau di hutan lain di Jawa Timur.

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang

Seorang pemburu Belanda berpose di depan seekor harimau yang sudah jadi hiasan di area perkebunan Kalitapakduwur Blitar. Foto tersebut diambil pada tahun 15 September 1915.

Banyak orang yang meracun harimau Jawa karena dianggap hama yang merusak kawasan perkebunan di lereng gunung. Selain itu, alih fungsi hutan yang masif juga menyebabkan harimau Jawa cepat punah.

Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang
Potret Wilayah Penting Kerajaan Majapahit Sejak Pemerintahan Raja Pertama, Warga Hidup Makmur
Potret Wilayah Penting Kerajaan Majapahit Sejak Pemerintahan Raja Pertama, Warga Hidup Makmur

Sejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menguak Rahasia Besar Kehidupan Purbakala di Situs Bumiayu Brebes, Jadi Saksi Bisu Terbentuknya Pulau Jawa
Menguak Rahasia Besar Kehidupan Purbakala di Situs Bumiayu Brebes, Jadi Saksi Bisu Terbentuknya Pulau Jawa

Jutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala

Baca Selengkapnya
Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera
Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera

Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci
Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci

Daerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Isye Sumarni Pemeran Emak di 'Preman Pensiun', 15 Tahun Terbengkalai dan Kini Kondisinya Memprihatinkan
Potret Rumah Isye Sumarni Pemeran Emak di 'Preman Pensiun', 15 Tahun Terbengkalai dan Kini Kondisinya Memprihatinkan

Inilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.

Baca Selengkapnya
Potret Tanah Abang Sebelum Tahun 1863,  Penuh Pohon Rindang, Adem & Sejuk Beda Banget Sama Sekarang
Potret Tanah Abang Sebelum Tahun 1863, Penuh Pohon Rindang, Adem & Sejuk Beda Banget Sama Sekarang

Penuh pohon rindang dan jalanan sepi, begini potret lawas suasana di Tanah Abang sebelum tahun 1863.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar, Kini Sudah Hangus Jadi Abu
Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar, Kini Sudah Hangus Jadi Abu

Inilah gambaran rumah Fikoh LIDA saat masih kecil sebelum akhirnya terbakar dalam kebakaran baru-baru ini.

Baca Selengkapnya
Luas Wilayah Ibu Kota Baru 256.000 Hektare, Kepala Otorita IKN: 65 Persennya Hutan Hujan Tropis
Luas Wilayah Ibu Kota Baru 256.000 Hektare, Kepala Otorita IKN: 65 Persennya Hutan Hujan Tropis

Kawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi.

Baca Selengkapnya
Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan

Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya