Dalam Sebulan, Kebakaran Hanguskan 16 Hektare Lahan di Samarinda
Merdeka.com - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Samarinda, Kalimantan Timur terjadi hampir setiap hari di musim kemarau. Dalam sebulan terakhir, terjadi 27 kali Karhutla menghanguskan sekitar 16 hektare.
Data dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, warga dan relawan kebencanaan, Karhutla pertama kali terjadi 15 Juli 2019 lalu.
Kebakaran terparah terjadi di wilayah Samarinda Utara hingga 12 kali kejadian dan menghanguskan sekitar 56 ribu meter persegi atau sekitar 5,6 hektare lahan. Kuat dugaan, warga sengaja membakar belukar kering untuk kegiatan membuka lahan.
"Kebakaran lahan dan hutan hampir terjadi setiap hari," kata salah satu Koordinator Relawan Kebencanaan Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto kepada merdeka.com, Senin (12/8).
Di kecamatan lainnya, di Samarinda Ulu, tercatat 6 kali kejadian Karhutla. Di kecamatan Sungai Kunjang tercatat 3 kali kejadian di kecamatan Palaran 5 kali kejadian dan di kecamatan Sungai Pinang satu kali kejadian.
"Seperti di Palaran, 5 kali kejadian tapi luasan yang terbakar sampai 5,7 hektare," ujar Joko.
Pemadam dan relawan kesulitan memadamkan api lantaran titik api jauh dari sumber air. Tidak sedikit juga, petugas yang memadamkan api melakukan dengan cara manual yakni memukul-mukul titik api menggunakan ranting dan dahan kering.
"Kalaupun ada sumber air itupun sudah mengering. Seperti kejadian terbaru malam tadi, di Jalan Damanhuri, kami tetap berusaha memadamkan. Jadi selama kurang lebih sebulan ini sekitar 160.564 meter persegi atau sekitar 16 hektare lahan yang terbakar," tandas Joko.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu pada Sabtu (11/5) malam, sehingga membawa material bebatuan besar serta ranting kayu.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi di pabrik Semen Padang Indarung V, Sumbar, Selasa (20/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Empat pekerja mengalami luka bakar akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDari hasil rekapitulasi jumlah kendaraan pada arus mudik dari Merak ke Bakauheni yang didata Polda Banten sebanyak 259.216 kendaraan bermotor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaAir bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaArus balik pemudik belum menunjukkan lonjakan di Pelabuhan Bakauheni.
Baca Selengkapnya