Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

Sebelum bunuh diri, korban sempat mengaku rindu pada almarhum ayahnya.

Nasib naas dialami Muhammad Hafifi (28 tahun) yang merupakan seorang petugas pemilu di Jember. Pada Kamis (25/1/) lalu, ia dilantik sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPSS) di Desa Pace, Kecamatan Silo.


Warga Dusun Sukmoilang, Desa Pace ini baru saja dilantik di balai desa setempat pada Kamis pagi yang juga dihadiri oleh keluarga besarnya.

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

Namun hanya selang beberapa jam usai dilantik, Hafifi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia memilih untuk terjun ke sumur tua sedalam sekitar 30 meter, yang ada di dekat rumahnya. Sumur itu juga berada di dekat makam sang ayah.

“Jadi dia memang tinggal bersama keluarga besarnya, termasuk istri dan anaknya lengkap. Kan dia baru saja dilantik. Lalu dia menyampaikan kepada seorang kerabatnya, bahwa dia sangat rindu kepada sang ayah yang telah meninggal beberapa tahun lalu,” ujar AKP Muhammad Na’i, Kapolsek Sempolan yang membawahi wilayah Kecamatan Silo, saat dikonfirmasi merdeka.com pada Jumat (26/1).

Kerabatnya yang mendapat curhatan itu, menyarankan korban untuk segera mengambil air wudlu dan pergi ke makam sang ayah untuk kirim doa.

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

“Kebetulan makam sang ayah itu dekat dengan rumah korban. Dan di sana juga ada sebuah sumur,” sambung Na’i.

Kerabatnya itu juga ikut menemani korban mengaji di depan pusara makam ayah korban. Setelah mengaji, korban tiba-tiba beranjak ke sumur tua yang ada di dekat makam.


“Saat itu sebenarnya juga sudah dicegah oleh kerabatnya, agar jangan mendekati sumur tua itu. Tapi kalah cepat,” jelasnya.

Korban tiba-tiba langsung loncat ke dalam sumur tua sebelum sempat dicegah oleh kerabatnya. Mengetahui hal itu, kerabat korban langsung menghubungi kepala desa yang rumahnya berdekatan lokasi kejadian. Laporan kemudian diteruskan ke Polsek Sempolan.


“Evakuasi dilakukan oleh Basarnas. Kami saat itu juga menghimbau warga untuk tidak mengevakuasi sendiri karena sumurnya cukup dalam,” papar Na’i.

Selang beberapa jam kemudian, korban berhasil dievakuasi dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Pemeriksaan luar tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga meminta untuk tidak dilakukan otopsi dan ingin langsung memakamkan jenazah korban.


“Apalagi ada saksi yang melihat sejak korban berangkat dari rumah hingga loncat ke dalam sumur,” pungkas Na’i.

Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua

Dari hasil pengumpulan informasi yang dilakukan polisi, diduga korban nekat bunuh diri karena depresi. Sebab memiliki penyakit berupa benjolan di kepala yang tidak kunjung sembuh.

Motif Bunuh Diri

Belakangan terungkap, sumur yang menjadi lokasi bunuh diri korban itu, juga menjadi tempat yang sama dengan lokasi meninggalnya ayah korban.

"Ternyata, setelah ditelusuri, bapaknya juga meninggal beberapa tahun yang lalu juga sama kasusnya, nyemplung (meloncat) ke sumur itu,” tutur AKP Muhammad Na’i, Kapolsek Sempolan yang membawahi wilayah Kecamatan Silo, saat dikonfirmasi merdeka.com pada Jumat (26/01).

Sejumlah saksi termasuk keluarga korban mengatakan, korban Hafifi selama beberapa waktu terakhir memiliki gejala atau kecenderungan yang mengarah pada depresi usai benjolan di kepalanya tak kunjung sembuh.

"Mungkin semacam depresi, dia tidak gila, tapi banyak pikiran. Mungkin karena sakit tidak sembuh-sembuh,” lanjut Na’i.

Rindu Ayah yang Sudah Meninggal

Sebelum bunuh diri, korban ditemani istri dan juga keluarga besarnya menghadiri pelantikan sebagai KPPS di balai desa setempat. Setelah pelantikan, ia menyampaikan keluh kesahnya kepada seorang saudaranya. Sembari menerawang, korban menyampaikan betapa ia memendam kerinduan yang mendalam kepada sang ayah yang sudah meninggal beberapa tahun silam.

KPU Jember Segera Cari Pengganti

KPU Jember ikut berduka cita atas insiden itu. KPU Jember segera melakukan pergantian antar waktu (PAW) untuk menggantikan Muhammad Hafifi, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Pace, Kecamatan Silo yang bunuh diri dengan cara loncat ke sumur.

"Sebelumnya kami sampaikan bela sungkawa yang mendalam atas peristiwa. Semoga keluarga yang ditinggal di beri ketabahan," ujar Andi Wasis, komisioner KPU Jember.


Jika tidak ada kelebihan, maka KPU Jember segera melakukan penunjukan langsung, mengingat pencoblosan pemilu sudah kurang dari satu bulan lagi. Seluruh petugas KPPS yang telah dilantik akan menjalani bimbingan teknis (bimtek) sebagai petugas pemilu, pada hari Minggu (28/01/2024) besok.

“Sehingga petugas KPPS yang akan menggantikannya, akan kita beri bimtek secara khusus oleh PPK dan PPS di tingkat kecamatan,” pungkas Andi. 

Dipicu Dendam, Seorang Santri di Palangka Raya Bunuh Ustazah
Dipicu Dendam, Seorang Santri di Palangka Raya Bunuh Ustazah

Korban meninggal dengan lima luka tusuk pisau di wajah dan badan

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu ABG di Sumbar Dicekoki Miras lalu Diperkosa Empat Pemuda, Ini Tampang Para Pelaku
Kisah Pilu ABG di Sumbar Dicekoki Miras lalu Diperkosa Empat Pemuda, Ini Tampang Para Pelaku

Kejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.

Baca Selengkapnya
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengakuan Pembunuh Pedagang Semangka di Kramat Jati: Murka Korban Tak Nikahi Istrinya
Pengakuan Pembunuh Pedagang Semangka di Kramat Jati: Murka Korban Tak Nikahi Istrinya

DJ menganiaya korban dengan cara membacok dan menyiram air keras pada Senin (8/1) kemarin.

Baca Selengkapnya
Pria di Lumajang Bakar Diri Setelah Bacok Adik Ipar, Diduga Dipicu Utang Piutang
Pria di Lumajang Bakar Diri Setelah Bacok Adik Ipar, Diduga Dipicu Utang Piutang

Seorang warga Lumajang, Jawa Timur menjadi korban pembacokan. Penganiayaan itu dilakukan kakak iparnya yang kemudian nekat membakar dirinya.

Baca Selengkapnya
Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasan Pelaku
Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasan Pelaku

Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasannya

Baca Selengkapnya
Dukun Bunuh dan Mutilasi Pelanggan Gara-Gara Komplain Tak Manjur
Dukun Bunuh dan Mutilasi Pelanggan Gara-Gara Komplain Tak Manjur

Korban sendiri sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya, sebelum akhirnya ditemukan jasadnya.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.

Baca Selengkapnya
Tanpa Dipayungi Ajudan, Kasad Maruli Hujan-hujanan saat Tugas di Merauke, Sikapnya Disorot
Tanpa Dipayungi Ajudan, Kasad Maruli Hujan-hujanan saat Tugas di Merauke, Sikapnya Disorot

Berikut momen Kasad Maruli hujan-hujanan saat tugas di Merauke.

Baca Selengkapnya