Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global

Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global

Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global

IPM diproyeksikan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023 setelah penurunan tajam pada tahun 2020 dan 2021.

Kemajuan pembangunan yang tidak merata menyebabkan kelompok masyarakat miskin tertinggal, memperlebar ketimpangan, dan memicu polarisasi politik dalam skala global.

Hal tersebut menyebabkan kebuntuan yang harus segera diatasi melalui tindakan bersama, hal ini termaktub dalam laporan baru oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).



Laporan Pembangunan Manusia tahun 2023/24, yang berjudul “Breaking the Gridlock: Reimagining Cooperation in a Polarized World”, mengungkapkan tren yang mengkhawatirkan: kembali membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) global, yang mencerminkan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita, pendidikan, dan angka harapan hidup, masih menyimpan situasi yang parsial, tidak lengkap, dan tidak merata.

IPM diproyeksikan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023 setelah penurunan tajam pada tahun 2020 dan 2021.

Namun kemajuan ini sangat tidak merata. Negara-negara maju mengalami tingkat pembangunan manusia yang mencapai rekor tertinggi, sementara setengah dari negara-negara berkembang justru alami kemunduran.



Ketimpangan global diperparah oleh konsentrasi ekonomi yang signifikan. Sebagaimana dirujuk dalam laporan ini, hampir 40 persen perdagangan barang global terkonsentrasi di tiga negara atau bahkan kurang dari itu; dan pada tahun 2021 kapitalisasi pasar masing-masing dari tiga perusahaan teknologi terbesar di dunia melampaui Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 90 persen negara di dunia pada tahun tersebut.

“Meningkatnya ketimpangan pembangunan manusia yang terungkap dalam laporan ini menunjukkan bahwa tren penurunan ketimpangan antara negara-negara maju dan berkembang selama dua dekade kini telah berbalik arah. Meskipun masyarakat global kita sangat terhubung satu sama lain, namun masih belum optimal. Kita harus memanfaatkan saling ketergantungan dan kapasitas kita untuk mengatasi tantangan bersama dan tantangan eksistensial serta memastikan aspirasi masyarakat terpenuhi,” kata Achim Steiner, kepala Program Pembangunan PBB.

“Kebuntuan ini berdampak secara signifikan terhadap masyarakat. Kegagalan tindakan bersama untuk memajukan tindakan terhadap perubahan iklim, digitalisasi atau kemiskinan dan ketimpangan tidak hanya menghambat pembangunan manusia tetapi juga memperburuk polarisasi dan semakin mengikis kepercayaan terhadap orang dan lembaga di seluruh dunia,” ujarnya menambahkan.



Laporan tersebut menyampaikan bahwa kemajuan aksi bersama internasional terhambat oleh munculnya 'paradoks demokrasi': meskipun 9 dari 10 orang di seluruh dunia mendukung demokrasi, lebih dari separuh responden survei global menyatakan dukungannya terhadap para pemimpin yang mungkin melemahkan demokrasi dengan mengabaikan aturan-aturan mendasar dalam proses demokrasi.

Setengah dari masyarakat yang disurvei di seluruh dunia melaporkan bahwa mereka tidak mempunyai kendali atau tidak memiliki kendali penuh terhadap kehidupan mereka, dan lebih dari dua pertiganya percaya bahwa mereka mempunyai pengaruh yang kecil terhadap keputusan pemerintah.



Polarisasi politik juga semakin mengkhawatirkan dengan konsekuensi global. Selain rasa tidak berdaya, laporan ini juga mengatakan bahwa hal ini yang memicu pendekatan kebijakan yang berfokus hanya pada kepentingan dalam negeri – sangat bertentangan dengan kerja sama global yang diperlukan untuk mengatasi isu-isu mendesak seperti dekarbonisasi perekonomian kita, penyalahgunaan teknologi digital, dan konflik.

Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat kenaikan suhu yang memecahkan rekor pada tahun 2023, yang menekankan perlunya tindakan terpadu untuk mengatasi krisis iklim, atau munculnya kecerdasan buatan sebagai teknologi baru yang berkembang pesat dengan sedikit atau tanpa batasan peraturan.



Laporan ini menyoroti bahwa deglobalisasi tidak mungkin dilakukan dan tidak realistis di dunia saat ini dan interdependensi ekonomi masih tinggi. Laporan ini menunjukkan bahwa tidak ada kawasan yang hampir mencapai kemandirian, karena semua negara tergantung pada impor dari negara lain sebesar 25 persen atau lebih untuk setidaknya satu jenis barang dan jasa utama.

“Di dunia yang ditandai dengan meningkatnya polarisasi dan perpecahan, pengabaian investasi antara satu sama lain merupakan ancaman serius terhadap kesejahteraan dan keamanan kita. Pendekatan proteksionis tidak dapat mengatasi tantangan kompleks dan saling terkait yang kita hadapi, termasuk pencegahan pandemi, perubahan iklim, dan regulasi digital. Steiner menambahkan.

“Permasalahan kita saling berkaitan dan memerlukan solusi yang saling berhubungan. Dengan mengadopsi agenda berbasis peluang yang menekankan manfaat transisi energi dan kecerdasan buatan bagi pembangunan manusia, kita mempunyai peluang untuk memecahkan kebuntuan yang ada saat ini dan menghidupkan kembali komitmen untuk masa depan bersama."



Laporan ini menekankan rekonfigurasi interdependensi global dan menyerukan ‘global public goods’ generasi baru. Laporan ini mengusulkan empat bidang untuk tindakan segera:
(1) ‘planetary public goods’, untuk stabilitas iklim, saat kita menghadapi tantangan Antroposen yang belum pernah terjadi sebelumnya;
(2) ‘global public goods’ digital, untuk pemerataan yang lebih luas dalam pemanfaatan teknologi baru untuk pembangunan manusia yang adil;

(3) mekanisme keuangan yang baru dan diperluas, termasuk inovasi kerja sama internasional yang melengkapi bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan tradisional untuk negara-negara berpenghasilan rendah; dan
(4) pengurangan polarisasi politik melalui pendekatan tata kelola baru yang berfokus untuk menyuarakan pendapat masyarakat dalam diskusi dan mengatasi misinformasi.

Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global

Dalam konteks ini, multilateralisme memainkan peran fundamental, menurut laporan tersebut, karena pendekatan bilateral tidak dapat memenuhi aspek keberlanjutan planet ini yang mutlak dalam penyediaan ‘global public goods’.

Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
PBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah
PBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah

Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah

Baca Selengkapnya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
MenPAN-RB: PNS dan PPPK Harus Netral, Termasuk di Aktivitas Media Sosial
MenPAN-RB: PNS dan PPPK Harus Netral, Termasuk di Aktivitas Media Sosial

Netralitas ASN tersebut tidak sama dengan golongan putih (golput). Para PNS maupun PPPK tetap memiliki hak politik, yakni hanya pada bilik suara.

Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya