Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
sejarah ulosAwalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Tanah Batak begitu terkenal dengan kerajinan tradisional yang bernama Ulos. Sampai sekarang, orang Batak masih menjunjung tinggi Ulos yang dinilai sakral dan sarat makna. Bahkan, tradisinya pun sampai sekarang masih terus dilestarikan.
Kain Ulos yang sudah menjadi ikon orang Batak dan mengantisipasi dari kepunahan, kerajinan tradisional ini sudah terdaftar dan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbud pada 2014 silam.
Banyak wisatawan yang sedang mengunjungi Danau Toba ataupun ke Samosir menyempatkan membeli kain Ulos untuk dijadikan buah tangan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui makna dari kain tersebut.
Penasaran? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
- Situs Batu Batikam, Lambangkan Pentingnya Perdamaian dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau
- Tewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah
- Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia
- Mengenal Ritual Adat Laluhan, Simbol Kegigihan Masyarakat Dayak dalam Pertahankan Wilayah dari Gangguan Musuh
- Bharada E Resmi Menikahi Kekasihnya Ling Ling di Manado Hari Ini
- Pelaku Mutilasi Ciamis Ditahan Sendirian di Sel Khusus: Coba Gigit Borgol untuk Lepaskan Diri
Awal Mula Ulos
Mengutip Liputan6.com, nenek moyang Batak adalah seorang putri bernama Siboru Deak Parujar. Kemudian sang putri dikawinkan dengan Raja Odap Odap dan melahirkan anak kembar bernama Raja Ihat Manisia dan Bour Ihat Manisia.
Lalu mereka menikah dan melahirkan seorang anak bernama Raja Miok-Miok, Patundal na begu, dan Siaji Lapas-lapas. Eng Banua memiliki tiga anak bernama Si Raja Bonang Bonang, Si Raja Atseh, dan Si Raja Jau.
Dari anak Raja Bonang Bonang, yaitu Guru Tantan Debata melahirkan anak si Raja Batak yang konon lahir di kaki Gunung Pusuk Buhit di sebelah Barat Pulau Samosir. Anak Raja Batak ada dua yaitu Guru Tateabulan dan Si Raja Isumbaon.
Asal mula kain Ulos ini konon si Boru Deak Parujar yang merupakan putri Bataraguru terus bertenun dari siang hingga malam selama bertahun-tahun dan tidak selesai. Hal ini untuk menghindari pernikahan dengan Putra Mangalabulan.
Makna Kain Ulos
Awal kemunculan Ulos ini berfungsi sebagai penghangat badan saja. Tetapi seiring berjalannya waktu, kain ini memiliki fungsi yang lebih simbolik dalam aspek kehidupan masyarakat Batak.
Ulos sudah begitu melekat dengan orang Batak dalam kehidpan sehari-hari. Bahkan tiap jenis kain Ulos memiliki maknany masing-masing, mulai dari sifat, keadaan, fungsi, dan berhubungan dengan hal atau benda tertentu.
Dalam pandangan orang Batak, ada tiga unsur kehidupan manusia, yaitu darah, napas, dan panas. Panas yang diberikan oleh matahari tak cukup untuk menghangatkan udara dingin di pemukiman orang Batak. Maka dari itu, menurut mereka yang memberi panas yaitu matahari, api, dan Ulos.
Macam-Macam Ulos
Mengutip Liputan6.com, ada beberapa ragam jenis kain Ulos yang menjadi ikon masyarakat Batak, di antaranya Ulos Ragihotang (saat pernikahan), Ulos Bintang Maratur dan Ulos Mangiring (wanita sedang hamil 7 bulan).
Kemudian ada Ulos Suri-suri (diwariskan turun-temurun kepada anak cucu), Ulos Sibolang (saat upacara dukacita), dan terakhir Ulos Sitoluntuho-Bolean (dipakai oleh raja-raja adat dan sudah langka).