Mencicipi Sasagun, Camilan Unik yang Hanya Ada di Sumatera Utara
Merdeka.com - Siapa yang tidak suka camilan? Sebagian besar orang sangat suka menyantap makanan-makanan ringan disela-sela aktivitas atau saat sedang menghabiskan waktu dengan bersantai di waktu luang.
Ada satu camilan unik yang berasal dari Sumatera Utara. Makanan tradisional ini bernama Sasagun. Camilan ini sangat terkenal dan populer di beberapa daerah di Sumatera Utara, seperti di Mandailing dan Tobasa.
Sasagun sudah ada sejak zaman dahulu. Makanan ini dikenal sebagai oleh-oleh khas Batak. Meski untuk mendapatkannya tidak mudah, namun jika Anda sedang berada di Sumatera Utara, tidak ada salahnya untuk mencicipi kuliner unik yang satu ini.
Oleh-Oleh Khas Batak Jaman Dulu
Dilansir dari laman beritahuta, Sasagun memiliki banyak arti dalam budaya masyarakat Batak. Dulu, orang Batak selalu saling mengunjungi kerabatnya di tempat lain. Biasanya hal ini dilakukan setelah musim panen selesai, atau antara musim tanam dengan musim panen.
Budaya ini bukan sebatas rekreasi keluarga saja, tapi mempererat hubungan kekeluargaan dan mengenalkan anggota keluarga kepada anak-anak. Biasanya, tamu yang berkunjung akan membawa “indahan silua” atau oleh-oleh. Sasagun lah yang dibawa sebagai oleh-oleh dalam mengunjungi keluarga yang jauh kampungnya.
Dibuat dari Bahan Penuh Makna
Masih dilansir dari laman beritahuta, Sasagun memiliki filosofi yang khas, baik dari segi bahan maupun nilai yang melekat di dalamnya. Jika dilihat dari bahan pembuatnya, Sasagun terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah, dan garam.Tepung beras warna putih memiliki makna hati bersih yang akan merekatkan hubungan kekerabatan dalam keluarga Mandailing. Kelapa, dengan fungsinya yang banyak, memiliki makna bahwa setiap orang harus memberi kebaikan bagi kerabatnya. Gula merah yang manis dan merekatkan, bermakna bahwa setiap orang harus merekatkan kesan baik bagi kerabatnya. Sedangkan garam, sama halnya seperti hal-hal yang sering menjadi halang-rintang dalam sebuah kekerabatan. Meskipun terjadi halang-rintang, tapi seperti garam, meskipun sedikit saja, bisa membuat hubungan kekeluargaan lebih “gurih”.
Simbol Perekat Hubungan Keluarga
Sumber: gramho.com ©2020 Merdeka.com
Sasagun juga memiliki nilai filosofis jika dilihat dari bentuk fisiknya. Sama seperti bentuk Sasagun yang seolah-olah terbentuk dari gumpalan-gumpalan kecil yang bersatu padu membentuk rasa baru, begitu jugalah masing-masing satu keluarga yang berjauhan, tetap membentuk satu rasa kerabat yang utuh meski terhalang jarak.Begitulah Sasagun telah memiliki arti yang penting bagi masyarakat Mandailing sejak dahulu.
Dibuat Saat Natal dan Tahun Baru
Sasagun biasanya dibuat saat momen perayaan Natal atau Tahun Baru. Namun, sekarang ini Sasagun bisa dinikmati kapan saja dihari-hari biasa. Camilan ini masih dibuat secara manual oleh kebanyakan masyarakat Batak.Ada keunikan lain saat kita makan Sasagun. Biasanya orang tua akan melarang kita untuk berbicara saat memakanan camilan ini karena jika kita makan sambil berbicara, maka Sasagun tersebut bisa menyembur keluar dari mulut kita karena bentuknya yang berupa butiran.
Makanan Saat Perang
Camilan yang diolah dari beras yang ditumbuk kemudian digongseng ini juga merupakan simbol makanan bagi para perantau.
Sasagun dulunya biasa dikonsumsi untuk situasi khusus. Misalnya saat akan memasuki hutan selama berhari-hari. Maupun saat berperang di masa kolonial.
Makanan Perantau
Selain itu, di masa lalu Sasagun juga dijadikan bekal perjalanan wajib bagi orang Batak yang merantau. Apalagi merantau ke tempat yang sangat jauh dan membutuhkan waktu berhari-hari. Sasagun menjadi bekal bagi para perantau yang bisa dimakan selama dalam perjalanan.
Cara Menikmati Sasagun
Sasagun biasanya disantap sebagai pengganti nasi yang siap untuk dimakan kapan saja dan dalam keadaan apapun. Cara menghidangkannya pun sangat sederhana, Sasagun tinggal dicampur dengan gula pasir atau garam, tergantung selera. Biasanya hanya beberapa sendok makan, perut sudah terasa berisi dan bertenaga.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Makanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan hanya satu atau dua jenis makanan saja, akan tetapi setiap rumah menyajikan hampir puluhan jenis takjil.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTemuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.
Baca Selengkapnya