Amankah Planet Mars Jadi Hunian Manusia Bumi?
Merdeka.com - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengajak masyarakat di dunia untuk tour ke Planet Mars. Tapi bukan berarti Anda ikut terbang ke Mars, melainkan hanya nama Anda yang diterbangkan ke planet merah tersebut.
Tak hanya itu saja, sudah banyak wacana bahwa masyarakat Bumi bisa pindah ke Mars. Karena atmosfer Mars mirip dengan Bumi. Di sisi lain, ada bahaya yang bisa menyerang keselamatan manusia.
Berikut bahaya-bahaya yang bisa menyerang manusia saat melakukan perjalanan ke Mars:
Terpapar Radiasi Kosmik di Mars
European Space Agency (ESA) menyebutkan radiasi kosmik adalah satu dari sekian faktor yang harus dipertimbangkan sebelum manusia bertandang ke Mars. Radiasi Kosmik berbeda dengan radiasi di Bumi.
Kalau radiasi di Bumi, masih ada perantara yang mampu menangkal radiasi itu, seperti atmosfer dan medan magnet. Sedangkan Radiasi Kosmik di Mars, tidak ada perantara yang bisa menangkal radiasi itu. Radiasi Kosmik bisa mengancam nyawa.
Manusia yang bertugas di International Space Station (ISS) saja bisa terkena radiasi hingga 200 kali. Menurut perkiraan ESA, kalau manusia bertandang ke Mars kemungkinan bisa terpapar radiasi hingga 700 kali.
Radiasi Luar Angkasa Bisa Sebabkan Kanker
Masih soal radiasi Mars. Kali ini efeknya bisa menyebabkan kanker. Para peneliti dari Georgetown University Medical Center, menemukan fakta bahwa radiasi luar angkasa dapat memengaruhi jaringan gastrointestinal manusia.
Hasil studi peneliti menunjukkan bahwa efek radiasi luar angkasa dapat menghambat fungsi sistem gastrointestinal dan meningkatkan risiko perkembangan tumor.
“Sulit untuk melindungi astronaut dari efek buruk radiasi ion berat. Belum ada obat-obatan yang dikembangkan untuk mengatasi efek ini,” kata pemimpin peneliti Kamal Datta.
Kondisi Mars yang Bisa Pengaruhi Otak Manusia
NASA pernah menyebutkan salah satu kendala pengiriman manusia ke Mars adalah keuangan dan teknis. Kini masalah bertambah, yaitu kurangnya gravitasi.
Sebuah penelitian yang didanai oleh NASA dan diterbitkan melalui New England Journal of Medicine, menemukan bahwa tidak adanya gaya gravitasi menyebabkan perubahan otak yang berbahaya.
Menurut para peneliti, kondisi mikrogravitasi menyebabkan otak astronot bergeser ke atas dan terjepit di bagian atas tengkorak. Alhasil, efeknya pada tekanan di daerah saraf yang vital.
Bagian otak yang terpengaruh yaitu lobus frontal dan parietal. Kedua bagian otak ini berfungsi untuk mengendalikan gerakan tubuh, dan memiliki fungsi penting seperti fokus, perencanaan, pengorganisasian dan perincian.
Selain itu, dua bagian otak tersebut terkait dengan perilaku pro-sosial, agar seseorang tak melontarkan kalimat menyakitkan atau tak pantas.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NASA ingin segera mewujudkan mimpi manusia tinggal di Planet Mars. Oleh sebab itu, mereka membuka kesempatan.
Baca SelengkapnyaAksen baru akan muncul manakala manusia memutuskan untuk menetap dan membuat koloni di Mars.
Baca SelengkapnyaNASA Konfirmasi Ada Danau Purba di Mars, Bisa Jadi Bukti Tanda Kehidupan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Baca SelengkapnyaNASA telah menemukan "Bumi super", sebuah planet yang berpotensi mendukung kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca SelengkapnyaAda hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Baca SelengkapnyaUpaya ini menjadi langkah awal yang menarik umat manusia untuk menemukan kehidupan di planet lain.
Baca SelengkapnyaBell mengakui mencari orang yang berkenan dikirim ke Mars amat sulit. Persyaratan yang harus dipenuhi orang tersebut juga tidak kalah ketatnya.
Baca Selengkapnya