Logat Manusia akan Berubah saat Menetap di Planet Mars
Aksen baru akan muncul manakala manusia memutuskan untuk menetap dan membuat koloni di Mars.
Aksen baru akan muncul manakala manusia memutuskan untuk menetap dan membuat koloni di Mars.
Saat manusia berusaha untuk hidup di Bulan dan Mars di masa depan, mereka yang tinggal di koloni terisolasi akan mengembangkan aksen atau logat mereka sendiri. Begitu kata seorang ahli.
Karena logat adalah cara berbicara yang khas, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi geografis, usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
Maka itu, aksen orang-orang yang meninggalkan Bumi untuk menjelajahi bulan atau planet lain untuk mengembangkan koloni menjadi masyarakat akan terpengaruh oleh hal ini. Jadi boleh dibilang, ini adalah perubahan besar.
Mengutip Indy100 berdasarkan laporan dari LiveScience, Jumat (9/2), Jonathan Harrington, Direktur Institut Fonetik dan Pemrosesan Ucapan dari Universitas Ludwig-Maximilians Munich, Jerman telah menjelaskan bagaimana aksen baru akan berkembang seiring waktu bagi mereka yang tinggal di Bulan atau Mars.
“Kita mengingat bunyi dan kata-kata dalam sebuah percakapan dan hal ini hanya mempunyai pengaruh kecil pada cara kita berbicara di masa depan,” katanya.
Misalnya, hal ini terjadi pada orang yang sudah lama tinggal di negara atau wilayah baru, namun mengalami sedikit perubahan pada aksennya dan bahkan tidak menyadarinya sendiri.
Jadi koloni yang terisolasi di ruang angkasa akan meniru aksen satu sama lain yang pada akhirnya akan berkembang menjadi aksen baru itu sendiri.
Untuk menguji teori ini, Harrington melakukan perjalanan ke sebuah laboratorium terpencil di Antartika bersama 11 peneliti - delapan dari Inggris (lima dengan aksen Selatan dan tiga dengan aksen Utara), satu dari AS Barat Laut, satu dari Jerman, dan satu dari Islandia.
Saat kelompok tersebut menghabiskan sepanjang musim dingin bersama, masing-masing dari mereka mengalami semacam perubahan fonetik sementara seluruh kelompok juga mulai mengucapkan bunyi tertentu secara berbeda, seiring dengan tanda-tanda awal aksen baru yang mulai muncul.
“Hal yang persis sama harus terjadi di lingkungan mana pun di mana individu diisolasi bersama dalam jangka waktu lama, baik di Antartika atau di luar angkasa,” Harrington menyimpulkan.
Jadi, mereka yang tinggal di luar angkasa akan meniru satu sama lain dalam jangka waktu tertentu yang akan mengarah pada berkembangnya aksen baru untuk generasi mendatang.
Ilmuwan menjelaskan fenomena munculnya 'laba-laba hitam' tersebut.
Baca SelengkapnyaAda hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Baca SelengkapnyaApakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan.
Baca SelengkapnyaPetunjuk ledakan di Gunung planet Mars menjadi terang benderang bagaimana awal Bumi terbentuk.
Baca SelengkapnyaUpaya ini menjadi langkah awal yang menarik umat manusia untuk menemukan kehidupan di planet lain.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Newsweek, planet ini yang semula dianggap sebagai lingkungan yang tidak bersahabat, kini menjadi fokus para ilmuwan. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaAtmosfer Mars dapat menyebabkan pembentukan biomolekul yang menyebabkan dugaan kehidupan.
Baca SelengkapnyaDia merekam pesan khusus yang ditujukan kepada calon penjelajah Mars.
Baca SelengkapnyaMars memiliki potensi besar sebagai tempat awal mula kehidupan.
Baca Selengkapnya