20 Nano Satelit Meluncur ke Angkasa di 2024, Terkoneksi Langsung ke Kapal Ikan RI
Nano Satelit ini bertujuan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Nano Satelit ini bertujuan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 20 nano satelit akan diluncurkan dan beroperasi pada 2024, yang akan digunakan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Merdeka.com
"Nano nya kita luncurin sendiri. Kira-kira anggarannya USD 150 juta," ujarnya.
Sebelumnya, Trenggono mengatakan pihaknya memang tengah mengembangkan dua perangkat kunci dalam upaya memperbaiki tata kelola ruang laut, yakni ocean big data dan ocean accounting.
Dijelaskan, ocean big data akan dibangun melalui perangkat berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara, yang merupakan radar sensor yang bisa mengukur kualitas perairan dan laut untuk mengetahui kondisi laut dan habitatnya.
Untuk pengembangan ocean big, pihaknya akan menggandeng Starlink yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat bernama SpaceX milik Elon Musk, guna membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT.
Terkait dengan Starlink, Trenggono mengungkapkan bahwa kerjasama itu masih dalam pembahasan lanjutan. Pasalnya, device milik milioner dunia tersebut terbilang mahal.
"Kita yang jelas sedang mendesain itu semua, tapi tidak ada hubungannya dengan Elon Musk. Iya kalo terjadi (Starlink) sekarangkan masih mahal device nya," ujarnya.
Walaupun kerja sama mengenai Starlink belum mengalami kemajuan, KKP akan tetap meluncurkan dan mengoperasikan 20 nano satelit mulai 2024.
"Salah satunya kita akan meluncurkan satelit nano yang bisa terkoneksi dengan seluruh kapal-kapal pengusaha atau penangkap," katanya.
Berdasarkan teknologi tersebut dan artificial intelligence, ocean big data akan terwujud untuk mengetahui kondisi pesisir dan laut ter-update secara reguler yang dapat menjadi decision support system dalam membantu pengelolaan dan pemantauan sumber daya ekosistem pesisir serta laut secara continue.
Sementara, ocean accounting merupakan sistem manajemen data spasial dan nonspasial yang terintegrasi, sehingga teknologi tersebut diyakini mampu memberikan informasi kekayaan laut Indonesia.
Dulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, penyebab kebakaran dan jumlah awak kapal wisata Sea Safari yang berada di dalamnya masih belum diketahui.
Baca SelengkapnyaMenyelam Sampai ke Dasar Laut, Penyelam Temukan Lubang Terdalam di Dunia, Isinya Menyeramkan
Baca SelengkapnyaAlat ini berukuran sebesar koper dan hemat daya listrik.
Baca SelengkapnyaJumlah satelit yang mengorbit bumi terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi antariksa.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSatelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Baca Selengkapnya