APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Sri Mulyani menjelaskan, APBN yang surplus didorong oleh pendapatan negara sebesar Rp493,2 triliun atau 17,6 persen dari target.
Sri Mulyani menjelaskan, APBN yang surplus didorong oleh pendapatan negara sebesar Rp493,2 triliun atau 17,6 persen dari target.
Kementerian Keuangan mencatat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per 15 Maret surplus mencapai Rp22,8 triliun atau 0,10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Posisi APBN masih mengalami surpulus Rp22,8 t atau 0,10 persen dari PDB," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (25/3).
Sri Mulyani menjelaskan, APBN yang surplus didorong oleh pendapatan negara sebesar Rp493,2 triliun atau 17,6 persen dari target.
Kendati begitu, bendahara negara itu menyebut pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Kita lihat pertumbuhannya negatif 5,4 persen jadi pendapataan negara mengalami kontraksi," jelas Ani sapaan akrabnya.
Kemudian, dari sisi belanja negara per 15 Maret mencapai Rp470,3 triliun atau sudah dibelanjakan sekitar 14,1 persen dari pagu APBN atau tumbuh sebesar 18,1 persen yoy. Sementara untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp132,1 triliun.
"Untuk belanja negara mencapai Rp470,3 triliun ini artinya 14,1 persen dari pagu sudah dibelanjakan dan ini tumbuh 18,1 persen yoy Januari dan februari sampai pertengahan Maret," tutup Sri Mulyani.
Surplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaReliasasi belanja negara sebesar Rp184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu tahun 2024 yakni Rp3.325, 1 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaAdapun APBN per Januari 2024 mencatatkan surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaKinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca Selengkapnya