Resmi IPO, Harga Saham INDO Melonjak 70 Persen
Merdeka.com - PT Royalindo Investa Wijaya Tbk resmi melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (13/1). Harga saham INDO pada kesempatan tersebut melambung 70 persen dari harga perdana Rp110 menjadi Rp187.
Dengan demikian, saham INDO langsung terkena penolakan otomatis (auto reject) lantaran kenaikannya melebihi ketentuan presentase tertinggi harian khusus saham IPO.
Dalam ketentuan perdagangan perdana, saham yang baru dicatatkan dapat terkena auto reject jika naik atau turun hingga dua kali lipat. Adapun ketentuannya yakni sebesar 70 persen untuk harga saham Rp50-200, 50 persen untuk harga saham Rp200-5.000, dan 40 persen untuk harga saham di atas Rp5.000.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), INDO menawarkan saham sebanyak 861,82 juta lembar saat IPO. Perusahaan mematok harga penawaran sebesar Rp110 per lembar saham dengan target himpunan dana segar sekitar Rp94,8 miliar.
Dana IPO Digunakan untuk Ekspansi Usaha
Direktur Utama PT Royalindo Investa Wijaya Tbk, Leslie Soemedi, mengatakan dana hasil IPO ini akan digunakan pihaknya untuk mengembangkan bisnis real estate yang digeluti perseroan.
"Saat ini kami mengoperasikan dua fasilitas indekos dengan jumlah total kamar 153, dan memiliki dua lahan tanah di area strategis yang akan kami kembangkan dengan menggunakan dana hasil IPO ini," jelas Leslie di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1).
Bertepatan dengan aksi ini, INDO juga menerbitkan 861,82 juta Waran Seri I atau sekitar 20 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Perusahaan menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, dan menetapkan harga pelaksanaan Waran Seri I Rp110 per waran.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca SelengkapnyaPT SUNI Bakal Gelontorkan Belanja Perseroan telah mencapai 30,5 persen target laba bersih tahun.Modal Rp327,4 Miliar di Tahun 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaPerusahaan juga mengembangkan Liquefied Natural Gas (LNG) dengan dana hasil IPO yang sebesar Rp179,62 miliar.
Baca SelengkapnyaPT Adhi Kartiko Pratama melantai di bursa saham pada 9 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca SelengkapnyaAdhi Kartiko (NICE) jadi pembuka IPO raksasa di 2024.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya