Tepat Kementan Gandeng Jasa Layanan Online
Merdeka.com - Kementerian Pertanian menggandeng jasa layanan online, seperti Gojek untuk menyediakan jasa layanan belanja pangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Salah satu bentuk kerja sama yang disepakati adalah menjaga ketersediaan, stabilisasi pasokan dan harga 11 komoditas pangan melalui pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi untuk penyaluran atau distribusi barang.
Menangapi hal itu, Iwan Subakti, petani sekaligus pengusaha asal Banten yang pernah mendapatkan penghargaan Ketahanan Pangan, Adhikarya Pangan Nusantara mengatakan bahwa terobosan yang sudah dilakukan Kementan sudah tepat di era revolusi industri 4.0.
"Rantai pasok itu sampai ke retail, tidak berhenti di on farm. Dalam hal ini Kementan masih bertanggung jawab terhadap distribusi pangan segar," kata Iwan saat dihubungi lewat telepon, Selasa (7/4).
Menurut Iwan, kerja sama yang dilakukan sebaiknya juga melibatkan perusahaan angkutan online lain. Hal ini menurutnya akan lebih memperluas nilai manfaat dan untuk menangkis tudingan miring.
"Sebagai implementasi social dan physical distancing, kerja sama ini bisa dibilang efektif. Namun alangkah baiknya hal ini tidak bersifat temporal, muncul pada saat-saat tertentu. Mudah-mudahan terus berlanjut," ungkap Iwan.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) setelah penandatanganan kerja sama di kantor pusat Kementan, Jumat (3/4) menegaskan bahwa kerja sama yang dilakukan Kementan dengan Gojek merupakan bentuk antisipasi distribusi pangan dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait social distancing.
"Dua hal yang penting dalam ketersediaan pangan adalah supply dan demand. Kita semua harus ikut berperan dalam hal ketersediaan pangan dan stabilisasi harga," kata SYL.
Pemerintah, menurut Iwan Subakti pada kondisi seperti ini harus memberikan perhatian kepada petani. "Karena tugas petani adalah produksi bukan distribusi. Maka perlu ada pihak tengah untuk menjembatani distribusi ini. Yang kita jaga bersama adalah jangan sampai ada pihak yang bermain menguasai satu komoditas," pungkas Iwan yang pernah mengekspor golden melon-nya ke Singapura.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu diungkap Staf Biro Umum Pengadaan Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Yunus saat menjadi saksi.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bantuan sosial hingga program kesejahteraan masyarakat lainnya akan mudah diakses secara digital melalui satu KTP saja.
Baca SelengkapnyaApalagi hingga menentukan siapa yang ikut dan memilih jenis transportasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaMedia sosial TikTok dan TikTok Shop menggabungkan dua fitur tersebut, padahal secara aturan seharusnya memiliki izin operasi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah melarang adanya social commerce melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTiga Dirjen Kementan Bersaksi dalam Sidang SYL Hari Ini
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada beberapa langkah penting yang menjadi panduan transformasi digital layanan pemerintah.
Baca Selengkapnya