Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Peluang usaha budidaya ayam kampung terbuka lebar di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dalam sebulan, kebutuhan ayam kampung di daerah ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan ekor.
Kesempatan ini coba ditangkap oleh seorang pemuda asal Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu bernama Kasadi. Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
Kesuksesannya ini tak datang secara tiba-tiba. Pemuda 30 tahun ini sempat beberapa kali mencoba budidaya lainnya seperti lele, namun gagal. Ia juga pernah merugi hingga belasan juta rupiah karena ayam-ayamnya terserang penyakit.
Namun semangatnya untuk mengembangkan budidaya ayam kampung amat kuat, hingga dirinya bisa keluar dari kondisi sulit.
Diceritakan Kasadi, dirinya sudah memulai budidaya ayam kampung ini sejak 2015 lalu. Ketika itu jumlahnya masih sekitar 25 ekor.
Saat itu, usaha ayam kampung belum ia lirik karena masih fokus membesarkan ternak lele yang dilakukan secara berbarengan.
“Awal itu saya mulai di 2015, waktu itu masih sedikit sekitar 25 ekor. Ternyata penambahan ikan lele tidak sesignifikan ayam kampung, sehingga saya mulai fokus untuk budidaya ini,” terang Kasadi, mengutip Youtube Diskominfo Indramayu, Senin (1/4).
Saat itu, Kasadi masih kesulitan mencari pembeli. Namun lambat laun ayam kampungnya mampu terserap pasar seiring meningkatnya permintaan.
Dari yang mulanya 25 ekor, ia kembangkan ternaknya menjadi ribuan ekor ayam dan terus dibudidayakan dengan segala hambatan dan tantangan yang datang.
“Yang awalnya 25 ekor terus berkembang sampai saat ini ada lima ribu ekor ayam yang tersebar di seluruh kecamatan di Indramayu,” katanya.
Sebagai usaha yang menyangkut makhluk hidup, resiko bisa saja terjadi terutama di usaha budidaya ayam kampung seperti yang dijalani Kasadi.
Seperti ketika dirinya harus kehilangan sebanyak 500 ekor ayam di awal usahanya. Ketika itu dirinya mendapati ayam-ayamnya yang berada di kandang mati karena penyakit. Ini tentu membawa kerugian yang cukup besar baginya.
Meski harus merugi dengan nonimal cukup banyak, ia tak mau menyerah.
Dirinya bisa segera bangkit dengan membenahi sistem budidaya dan memperhatikan kondisi ayam secara ketat agar tetap sehat.
Menurutnya, prospek ayam kampung di Indramayu saat ini terbilang tinggi. Permintaannya banyak dari usaha rumah makan. Saat ini dirinya pun kewalahan menangani pesanan ayam kampung.
“Kalau dilihat dari potensi, ayam kampung ini sangat potensial karena semua orang makan ayam. Apalagi dengan adanya ayam kampung yang tidak memakai obat-obatan. Kami dalam sebulan bisa memotong sampai 2.000 ekor,” katanya.
Ia mengaku kini omzetnya sudah mencapai ratusan juta rupiah dari usaha budidaya ayam dan olahannya.
“Ini satu hari bisa ratusan ekor yang dipotong dengan pemasukan Rp6 juta, omzetnya alhamdulillah kurang lebih ratusan juta rupiah,” kata dia.
Agar berkembang, dirinya terus berinovasi dengan mengembangkan olahan ayam kampung.
Dirinya mengeluarkan produk ayam kampung ungkep yang siap untuk digoreng. Pengemasannya juga sudah rapi dan sesuai standar keamanan pangan.
“Ini ada ayam kampung ungkep lengkap dengan sambal tinggal digoreng, harganya Rp60 ribu per bungkusnya,” kata dia.
Penjualannya pun sudah ke rumah-rumah makan, lalu ke Bekasi, Cirebon dan beberapa daerah lainnya.
“Harapan saya kepada petani kalau bisa, kita jalannya sama-sama. Kami ada peluang kemitraan bagi kelompok atau peternak yang ingin bergerak bersama. Bibit dan pakan kami siap bantu dan penjualannya juga siap kami bantu,” pungkasnya.
Jika biasanya peternakan ayam identik dengan bau tak sedap, hal ini tidak terjadi pada peternakan ayam milik Agus.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha asal Wonosobo bernama Ganang adalah lulusan SMA yang kini sukses beternak ayam kampung.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSaking istimewanya ayam kampung, hewan ini sampai dianggap sakral oleh masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaHarga satu pasang ayam hias ini bisa mencapai jutaan rupiah di usianya yang masih remaja.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca Selengkapnya