Cerita Bekas Pabrik Kola Peninggalan Belanda di Gang Poseng Pasar Baru, Dulu Warga Bisa Intip Proses Pembuatannya dari Tembok
Bentuk bangunannya diketahui masih sama dari sejak pertama didirikan pada 1934.
Bentuk bangunannya diketahui masih sama dari sejak pertama didirikan pada 1934.
Di kawasan Gang Poseng, Pasar Baru, Jakarta Pusat, dulu terdapat sebuah pabrik minuman kola yang terkenal. Pengoperasiannya berlangsung pada zaman Belanda, dan telah menjadi pemasok minuman soda populer di Batavia.
Pabriknya memanjang, dan berdampingan dengan percetakan buku. Kawasan itu memang sempat menjadi sentra industri kala masa Hindia Belanda, dan menjadi sumber pemasukan ekonomi kolonial.
Keberadaan pabrik ini juga mencuri perhatian warga, sehingga beberapa di antaranya bisa mengintip proses pembuatannya dari lubang di dinding pabrik.
Tak banyak yang tahu keberadaan bekas bangunan pabrik ini, dan sekarang kondisinya masih berdiri utuh sejak beroperasi di masa silam.
Intip kisahnya berikut ini.
(Gambar: YouTube Candrian Attahiyyat)
Mengutip YouTube Candrian Attahiyyat yang mengulas seputar sejarah, diketahui keberadaan pabrik minuman kola ini berada di kawasan Pasar Baru, Kota Jakarta Pusat.
Di sana, banyak berdiri ruko-ruko mulai dari pakaian, kebutuhan pokok sampai makanan dan minuman yang salah satunya adalah pabrik minuman soda kola.
Berdasarkan sejarahnya, kawasan Pasar Baru sudah dijadikan pusat perbelanjaan sejak pertengahan abad ke-18. Ini terkait penamaan Jalan Poseng di sana yang kabarnya diambil dari nama toko bernama Loa Poseng tahun 1800-an.
Mulai berkuasanya bangsa kolonial, lewat politik balas budi membuat perputaran ekonomi kian terasa. Belanda membuka keran investasi ekonomi sebesar-besarnya, yang salah satunya dimanfaatkan oleh perusahaan minuman kola dunia.
Mereka pun mendirikan salah satu pabriknya di Batavia lewat salah satu bangunan di kawasan Gang Poseng. Gedungnya memanjang, dengan gaya arsitektur khas kolonial yang berdinding tinggi.
Menurut Candrian Attahiyyat, bangunan pabrik ini berdiri sekitar awal abad ke-20 tepatnya di tahun 1934.
“Di Jalan Pos Utara (jalan Antara) Pasar Baru ada sebuah gedung bertingkat yang terdiri atas 3 unit. Perusahaan Coca Cola menyewa salah satu unit dari gedung tersebut sejak tahun 1934. Tak menyangka gedung tersebut pernah jadi Fabriek Coca Cola,” tulis Candrian di kolom unggahan.
Menurut salah satu warga setempat, Abot, bekas bangunan pabrik kola ini bentuknya masih asli.
Konstruksinya masih mempertahankan khas abad ke-20, seperti desain dindingnya yang tinggi dan bentuk jendelanya yang setengah lingkaran. Gerbangnya juga tinggi menjulang dengan pagar besi di depannya.
Saat kecil, sekitar tahun 1950-an ia masih bisa menyaksikan pembuatan minuman kola dari lubang yang ada di dinding pabrik.
“Waktu kecil dulu, sekitar usia 5 tahun, saya masih liat pembuatannya, ngintip dari lubang kecil. Ini bangunannya juga masih asli,” terang Abot yang kala itu ditemani Candrian Attahiyyat.
Candrian Attahiyyat menambahkan bahwa pabrik kola tersebut sudah beberapa kali berpindah lokasi, dengan pabrik pusatnya di wilayah Karanganyar, Jakarta Pusat.
Mereka yang tak punya tanah dipaksa bekerja di kebun milik pemerintah
Baca SelengkapnyaPil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaPada masa jayanya, jumlah karyawan di perusahaan ini mencapai 2.000 orang
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ingin terus bergerak melalui usaha katering agar tetap berdaya
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu
Baca SelengkapnyaTidak ada salahnya untuk membaca cerita dewasa lucu yang bikin ngakak di kala waktu senggang.
Baca SelengkapnyaDari lelucon ringan hingga cerita penuh kecerdikan yang hanya bisa ditemukan di tanah Parahyangan, setiap narasi akan menjadi hiburan yang melepas lelah.
Baca Selengkapnya