Mengenal Acara Damar Sewu Asli Kuningan, Bawa Semangat Ke-Siliwangian
Acara Damar Sewu tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang sarat makna
Acara Damar Sewu tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang sarat makna
Tradisi Damar Sewu jadi acara yang dinanti oleh masyarakat di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pelaksanaannya selalu meriah, karena menjadi titik awal pembukaan upacara adat pertanian Sunda bernama Seren Taun.
Dalam acara Damar Sewu, prosesinya tak sekedar menyalakan banyak lilin, namun juga sebagai sebuah perenungan dan pembawa semangat baru ke-Siliwangian yang banyak dianut oleh masyarakat Sunda.
Walau posisinya bukan upacara inti dari Seren Taun, namun banyak sisi menarik dari tradisi Damar Sewu karena melibatkan obor, hewan kuda serta api yang dipersiapkan menyala cukup besar. Berikut informasi tentang Damar Sewu yang diadakan setiap satu tahun sekali.
Damar Sewu diketahui sudah sejak lama identik dengan masyarakat di Kabupaten Kuningan karena makna adiluhungnya.
Damar Sewu menjadi bagian penting dari prosesi seren taun yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat adat Sunda di wilayah Cigugur. Karena di acara tersebut terdapat simbolisasi api sebagai penjaga semangat kebudayaan.
“Kegiatan seperti Damar Sewu dan kegaiatan Seren Taun lainnya merupakan bagian penting dalam menjaga identitas budaya, membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi, dan memperkuat persatuan masyarakat,” kata Bupati Kuningan, Acep Purnama dalam pelaksanaan Seren Taun di Kuningan beberapa waktu lalu mengutip kuningankab.go.id.
Tradisi Damar Sewu menjadi pembuka acara Seren Taun yang megah. Betapa tidak, dalam pelaksanaannya terdapat tiga unsur yakni obor, kuda dan api sebagai penanda dimulainya acara tersebut.
Merujuk tulisan Yoga Dwi S di laman unikom.ac.id, obor nantinya akan dinyalakan oleh beberapa orang yang menunggangi kuda sebagai identitas khas Kuningan, kemudian seseorang tersebut mengarahkan obor ke sumber api yang lebih besar berbentuk kelopak bunga Teratai.
Damar sewu memiliki arti seribu cahaya api yang divisualisasikan dari penyalaan obor dan kelopak bunga Teratai yang dinyalakan oleh kesatria penunggang kuda.
Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), secara umum, prosesi acara damar sewu memiliki makna menyalakan kembali dan menebarkan spirit kebudayaan Sunda yakni ke-Siliwangian.
Siliwangi merupakan semboyan hidup orang Sunda, dengan falsafahnya yakni “Silih Asah”,”Silih Asih” dan “Silih Asuh”. Dalam jurnal materi kebudayaan yang terbit di laman prabu.unpad.ac.id, ketiganya mengandung makna adiluhung.
Silih Asah sendiri mengandung epistimologi menajamkan pikiran, akal dan kepekaan sosial. Ini akan menjadi bekal hidup dasar bagi manusia.
Lalu Silih Asih artinya mengasihi dan mengayomi seluruh elemen masyarakat agar hidup harmonis dan terakhir Silih Asuh yakni menjaga, membina, mengarahkan dan membantu untuk melakukan hal-hal menuju kebaikan bersama.
Kegiatan Damar Sewu menjadi pembuka acara Seren Ttaun yang biasa dilaksanakan setahun sekali dalam kalender pertanian Sunda.
Di masa silam, tradisi ini adalah aktivitas dari para budak angon (penggembala) dalam menjaga pertanian agar tetap sehat dan subur.
Budak angon dulunya membuang hama yang menempel di tanaman perkebunan, sehingga tidak mengganggu kesuburannya. Di masa sekarang tradisi ini berkembang menjadi festival kebudayaan yang digelar meriah agar menjangkau banyak kalangan masyarakat.
Biasanya tradisi ini dilaksanakan melalui serangkaian prosesi mulai dari penyalaan Damar Sewu di malam sebelumnya, lalu dilanjutkan dengan ritual lainnya macam ngawinkeun pare (mengawinkan padi), pesta dadung hingga tari buyung.
Sampai saat ini Seren Taun masih terus dilestarikan sebagai salah satu kearifan lokal Sunda yang berorientasi ke penjagaan alam.
Aksi dua orang bule pria belum lama ini berhasi menarik perhatian masyarakat. Tak sengaja lewat di depan acara kondangan, ia justru mendapati nasib beruntung.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Baca SelengkapnyaAcara Ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Baca SelengkapnyaMirisnya, burung-burung endemik ini kian hari kian langka.
Baca SelengkapnyaBiasanya kuliner ini hanya ada saat acara tertentu, seperti saat acara adat dan pesta pernikahan.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.
Baca SelengkapnyaIa menuliskan cerita tentang peperangan di Cina pakai aksara Jawa yang membuat banyak orang kagum
Baca SelengkapnyaAcara basuh kaki diadakan Perkumpulan Boen Hian Tong di Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir, Semarang, Kamis (8/2).
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca Selengkapnya