Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Setiap daerah biasanya punya menu khas berbuka puasa. Di Masjid Agung Kendal, ada menu kuliner Ramadan bernama bubur lodeh.
Dilansir dari Liputan6.com, bubur lodeh disediakan oleh takmir masjid sebagai menu berbuka puasa para jemaah.
Kabarnya, tradisi menghidangkan bubur lodeh saat berbuka puasa di Masjid Agung Kendal sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Saat itu banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit membeli makanan untuk berbuka puasa.
Melihat kondisi sulit itu, takmir masjid kemudian ikut membantu membuatkan sebuah makanan untuk masyarakat yang berbuka puasa.
Menu bubur lodeh dengan bahan utama kluwih dipilih karena pada saat itu di sekitar Masjid Agung Kendal banyak pohon kluwih. Sehingga para takmir masjid hanya perlu memetiknya tanpa harus membeli.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi memberikan buka puasa dengan bubur lodeh kemudian dijaga dan dilakukan terus sampai sekarang. Setiap harinya di bulan Ramadhan, kurang lebih 150 porsi disiapkan untuk jemaah yang berbuka puasa di masjid.
Masa pandemi COVID-19 tidak menghalangi penyajian bubur lodeh saat Bulan Ramadan. Saat itu bubur tersebut disajikan pada piring-piring. Namun demi menjaga kesehatan, kini bubur lodeh dikemas dalam mangkuk plastik.
Para jemaah masjid yang ikut menyantap bubur lodeh saat buka puasa mengatakan bahwa makanan tersebut sederhana namun tetap nikmat saat disantap saat waktu berbuka.
Tak hanya di Kendal, ternyata penyajian bubur lodeh sebagai menu buka puasa dijumpai di Kampung Kauman, Desa Pijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul.
Namun sajian khas ini hanya ada di satu masjid, yaitu Masjid Sabilurrosyad. Tak seperti sajian takjil yang biasa diantar warga sekitar, bubur dan sayur lodeh dimasak langsung di dapur masjid setempat.
Para ibu dan remaja putri itu menyiapkan puluhan hingga ratusan piring bubur dengan kuah lodeh untuk para jemaah.
Foto: YouTube Bantul TV
Di balik kelezatan serta ciri khasnya, ternyata penyajian bubur lodeh punya makna filosofis. Bubur juga dapat diartikan sebagai “beber” yang berarti dakwah dan “babar” yang mengandung maksud menjangkau.
Dengan begitu, diharapkan penyajian bubur sayur lodeh menjadi alat dakwah yang bisa efektif dan menjangkau segala kalangan.
“Bubur itu juga berasal dari kata ‘bibirin’ artinya hal yang bagus. Artinya kalau mau ke masjid kita akan mendapatkan hal yang bagus,” kata Takmir Masjid Sabilurrosyad, Haryadi, dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
Bubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.
Baca SelengkapnyaMeski terdangar aneh, namun makanan ini mampu memberikan khasiat bagi tubuh, terutama saat menjalankan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaSaat menjalankan ibadah puasa, penting untuk memilih makanan yang tepat saat sahur agar energi terjaga & rasa lapar tidak terlalu dirasakan hingga waktu berbuka
Baca SelengkapnyaKuliner legendaris Rembang ini ternyata juga digemari Ganjar Pranowo
Baca SelengkapnyaTindakan sukarela ini sebenarnya bukan hanya menahan nafsu makan, minum, dan segala hal yang bisa membatalkannya dalam periode waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga hidrasi tubuh selama puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaMakanan ini begitu digemari dan diburu oleh banyak masyarakat Minangkabau sebagai menu untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaKota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca Selengkapnya