5 Pesona Kampung Kopi Gombengsari Banyuwangi, Belajar Tanam Kopi hingga Perah Susu Etawa
Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi jika ke Banyuwangi.
Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi jika ke Banyuwangi.
Kampung Kopi Gombengsari merupakan salah satu penghasil kopi andalan Banyuwangi. Daerah ini terletak pada ketinggian 400-650 mdpl dengan suhu rata-rata 23-30 derajat celcius. Wilayah ini terkenal dengan komoditi utama tanaman kopi.
(Foto: Instagram @kampungkopi_gombengsari)
Mengutip banyuwangikab.go,id, Kampung Kopi Gombengsari menghasilkan kopi robusta berkualitas sebanyak 700 ton setiap tahunnya.
Sebagian dari jumlah tersebut merupakan kopi yang dibudidayakan secara organik masyarakat.
(Foto: Instagram @kampungkopi_gombengsari)
Selain kopi, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil komoditi perkebunan lain seperti kelapa, cengkeh, dan hortikultura. Tanaman-tanaman tersebut dijadikan tanaman sisipan di lahan perkebunan kopi masyarakat. Tanaman sisipan itu menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Tanaman naungan kopi yang digunakan masyarakat adalah jenis pakan ternak. Saat sudah rimbun, tanaman tersebut dipangkas dan dimanfaatkan untuk pakan ternak. Selanjutnya kotoran ternak kambing yang dihasilkan digunakan pupuk tanaman kopi, Siklus perkebunan dan peternakan berkelanjutan.
Kampung Kopi Gombengsari mengusung konsep wisata edukasi yang memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi pengunjung. Khususnya tentang pertanian kopi robusta dimulai dari pengenalan jenis tanaman, pengolahan lahan, perawatan cabang, pengolahan hasil panen, roasting kopi secara tradisional sampai menyeduh kopi sendiri. Pengunjung juga dapat mengikuti proses perah susu kambing etawa. Selesai wisata edukasi, pengunjung diajak menikmati wisata alam dan kuliner khas Gombengsari.
Selain perkebunan kopi dan peternakan, Kampung Gombengsari punya sederet wisata lain yakni Wisata Edukasi Pertanian Lebah Madu dan Pengolahan Pupuk Organik, Wisata Alam Sumber Manis/Camping Ground, Wisata Alam Puncak Asmoro, Wisata Alam Kolam Renang, dan Air Terjun Gua Pengantin.
Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaDulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.
Baca SelengkapnyaBudaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa menikmati sajian lezat di restoran bekas bangunan vihara.
Baca SelengkapnyaNgopi di sini benar-benar paket lengkap. Mau coba?
Baca SelengkapnyaSensasi menyeruput kopi bacem madu dari dataran tinggi Wonosalam, Jombang.
Baca SelengkapnyaPengunjungnya datang dari berbagai kota, sekaligus ada yang mudik. Turis asing juga tercatat ada 180 wisatawan
Baca SelengkapnyaJembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaBerbagai menu lezat dengan latar tempat yang penuh kisah di Piknik Kopi dijamin akan memberi kesan berbeda saat berkunjung ke “lantai dua” Bandung.
Baca Selengkapnya