Dulu Jalur Utama Penyeberangan Surabaya-Madura, Kini Penumpang Kapal di Pelabuhan Ini hanya Pedagang Pasar
Pelabuhan ini terpinggirkan sejak ada Jembatan Suramadu
jembatan suramaduDulu Jalur Utama Penyeberangan Surabaya-Madura, Kini Penumpang Kapal di Pelabuhan Ini hanya Pedagang Pasar
Pelabuhan ini terpinggirkan sejak ada Jembatan Suramadu
Sejak tahun 1940-an, Pelabuhan Kamal di Kabupaten Bangkalan merupakan jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa, tepatnya dengan Pelabuhan Ujung di Kota Surabaya.
Sejarah
Keberadaan Pelabuhan Kamal pertama kali bertujuan untuk operasional kapal-kapal tambang yang berlayar antara Kamal Bangkalan
dan Ujung/Perak Surabaya, serta antara Kalianget dan
Panarukan.
Lalu lintas orang dan barang ke Surabaya dan sekitarnya meningkat pesat setelah jaringan kereta api di wilayah Madura selesai dibangun pada tahun 1913. Tak lama setelah itu, kapal miliki Madura Stoomtram
Matschappij (MSM) beroperasi.
- 15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu
- Jalannya Hanya Bisa Dilalui Gerobak Sapi, Ini Kisah Petugas KPU Antar Surat Suara ke Pedalaman Desa di Lampung
- Jaksa Terlibat Kecelakaan Beruntun di Surabaya, Sempat Kabur Dikejar Massa
- Cegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
- 9 Cara Membuat Jus Buah Bit untuk Meningkatkan HB, Lezat & Perhatikan Komposisi yang Tepat
- MK Gelar Sidang Pembuktian Sengketa Pileg 2024 Hari Ini, Total 106 Perkara
Mengutip asrtikel Pelabuhan Kamal Tahun 1996-2009 karya Arifatul Jannah (Jurnal AVATARA Unesa, 2016), pada tahun 1949 Pelabuhan Ujung-Kamal membangun Dermaga Couster. Ada empat kapal yang beroperasi yakni KMP Bangkalan, KMP Paramaria, KMP Pamekasan, dan KMP Dahlia.
Keempat kapal ini melayani penumpang dan orang dari Pelabuhan Kamal Ke
Pelabuhan Ujung Surabaya. Pada Oktober 1996 Dermaga Hydrolick Ujung dan Kamal selesai dibangun dan diresmikan Gubernur Jawa Timur.
Manfaat
Pelabuhan Kamal meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memberikan akses lebih
baik sehingga dapat memenuhi
kebutuhan melalui jaringan transportasi darat yang dipisahkan oleh Selat Madura. Pelabuhan ini juga mendorong masyarakat Madura, khususnya di Kabupaten Bangkalan untuk
terus maju. Masyarakat Madura dapat dengan mudah
menyeberang ke Pulau Jawa. Sebaliknya, masyarakat Pulau Jawa dapat dengan mudah
menyeberang ke Madura.
dan semakin banyaknya penumpang, pelabuhan ini dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana. Sejak tahun 1996 hingga 2009, Pelabuhan
Kamal selalu meningkatkan fasilitas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Waktu Tempuh
Jarak tempuh untuk menyeberang dari Pelabuhan Kamal ke Surabaya (Pelabuhan
Ujung) memerlukan waktu sekitar 25-30 menit menggunakan kapal ferry. Perjalanan kapal ini melintasi Selat Madura.
Pelabuhan ini mempunyai beberapa kapal yang terkenal kecil. Bahkan lebih kecil dibandingkankan kapal ferry yang pelabuhan lain, seperti Merak-Bakahueni ataupun Ketapang-Gilimanuk.
Mengutip Wikipedia, kapal yang beroperasi di sini memiliki nama-nama cukup unik. Di antaranya, KMP Jokotole, KMP Trunojoyo, KMP Potre Koneng, bahkan KMP Selat Madura 1 dan 2. Mayoritas nama kapal berasal dari nama tokoh terkemuka di Pulau Madura.Namun, sejak beroperasinya Jembatan Suramadu pada tahun 2009 silam, saat ini tersisa belasan kapal kecil. Kendati sepi penumpang, pihak PT. ASDP (Persero) tetap mengoperasikan pelabuhan ini dengan strategi menurunkan tarif kendaraan dan penumpang. Pelabuhan Kamal
Kondisi Terkini
Mengutip Instagram @wecarebangkalanmadura, Jembatan Suramadu menggerus habis kejayaan penyeberangan Ujung (Surabaya)-Kamal (Bangkalan). Saat ini, penumpang kapal yang masih bertahan adalah pedagang pasar tradisional dari Kecamatan Kamal.