Hindari Penggunaan Blender saat Membuat MPASI untuk Anak
Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, memberikan imbauan kepada para orangtua untuk tidak menggunakan blender dalam proses pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bagi bayi. Penggunaan blender dinilai memiliki risiko terjadinya diare pada bayi.
Dilansir dari Antara, Dr. Tan menjelaskan praktik penggantian perkakas makanan, seperti menggunakan blender atau juicer, dalam persiapan MPASI dapat membawa risiko kontaminasi pada makanan. Hal ini menjadi lebih kritis pada bayi yang masih sangat sensitif dan sedang belajar untuk makan
Contohnya, saat menggunakan buah pepaya atau pisang, Dr. Tan merekomendasikan pendekatan yang lebih sederhana. "Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok. Nah ini dia, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? Risiko diare," ungkapnya.
Dr. Tan menyarankan agar ketika mempersiapkan MPASI, terutama dengan buah-buahan, alat yang digunakan sebaiknya minimal, misalnya hanya sendok bayi. Proses memberikan makanan sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih tradisional, seperti mengkerok atau memberikan suapan langsung.
Penggunaan blender dalam melumat MPASI juga dikritisi oleh Dr. Tan karena dapat mengubah tekstur makanan menjadi terlalu cair. Hal ini tidak sesuai dengan preferensi bayi yang umumnya menyukai makanan dengan tekstur lunak, kental, dan tidak terlalu cair.
berita untuk kamu.
Sebagai alternatif, Dr. Tan menganjurkan para ibu untuk menggunakan metode ulek dan saring, sesuai dengan rekomendasi yang terdapat dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dikeluarkan oleh pemerintah. Menurutnya, metode ulek dan saring memiliki keuntungan tertentu.
"Kenapa ulek saring? Kenapa di buku KIA ditulisnya ulek saring? Karena begitu kalian ulek saring, maka serat yang tidak larut, itu akan tertinggal di atas saringan," paparnya.
Dr. Tan menekankan pentingnya serat yang tidak larut dalam MPASI karena dapat membantu bayi dalam proses buang air secara lancar dan mencegah sembelit.
Ketika menggunakan blender, serat larut dan tidak larut dapat tertelan oleh anak, sehingga kehilangan manfaat yang seharusnya diperoleh dari serat yang tidak larut.
Dengan demikian, pemilihan metode tradisional seperti ulek dan saring menjadi pilihan yang lebih bijaksana dalam memastikan kualitas dan keamanan MPASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dengan menjauhi penggunaan blender, para orangtua dapat lebih memahami kebutuhan khusus bayi dalam proses memasak dan memberikan MPASI yang sehat.
- Rizky Wahyu Permana
Pisau blender yang mulai kehilangan ketajamannya sering kali diatasi dengan menggunakan cangkang telur atau garam. Namun, ada metode lain yang juga efektif.
Baca SelengkapnyaKeberadaan blender dan chopper ternyata tak menggantikan cobek batu kali.
Baca SelengkapnyaDalam memasak MPASI penting untuk menggunakan alat masak yang tepat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pantun lucu anak akan memberikan hiburan unik sekaligus mengajarinya berbagai kosakata baru.
Baca SelengkapnyaKetika dimasak dengan hanya tiga bahan dapur, beras yang awalnya keras dapat bermetamorfosis menjadi lembut. Berikut adalah langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaKetika dimasak dengan hanya tiga bahan dapur, beras yang awalnya keras dapat bermetamorfosis menjadi lembut. Berikut adalah langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria asal Mandailing Natal berhasil meraup cuan dari budi daya tanaman anggrek yang ia rintis dari hobi merawat bunga.
Baca SelengkapnyaSelain dinikmati segar, udang sering diolah menjadi berbagai bentuk penyedap untuk memberikan cita rasa gurih pada masakan.
Baca SelengkapnyaAksi rombongan emak-emak yang hendak berburu durian asyik makan di atas mobil bak terbuka ini bikin heran.
Baca Selengkapnya