Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu

Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu

Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu

Demokrat menyebut tidak ada urgensi menggulirkan hak angket saat ini karena penghitungan suara hasil Pemilu 2024 belum selesai.

Partai Demokrat menilai penggunaan hak angket di DPR untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 tidaj tepat. Demokrat menyebut tidak ada urgensi menggulirkan hak angket saat ini karena penghitungan suara hasil Pemilu 2024 belum selesai.


"Terkait dengan hak angket bagi Fraksi Partai Demokrat tentu sampai saat ini belum ada urgensinya karena kalau dihubung-hubungkan hak angket dengan hasil pemilu tentu tidak tepat," kata Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron saat ditemui di kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (29/2).

Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu

Demokrat menegaskan, jika ditemukan kecurangan dalam Pemilu penanganan bisa diserahkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Sementara apabila sudah masuk sengketa Pemilu, sesuai perundang-undangan penanganannya diserahkan di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kalau kemudian dianggap ada indikasi kecurangan, ada permainan lain tentunya ranahnya ada di Bawaslu ada Gakkumdu di situ dan ada persidangannya khusus," kata Herman.

Demokrat meminta pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor 01 dan 03 untuk menunjukan fakta kecurangan yang selama ini ditunjukan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Karena fakta lapangan secara realitas saya yang ada di lapangan, saya nyoblos di daerah pemilihan saya, saya setiap hari ada di sana, saya 2 bulan 3 bulan sebelumnya saya sudah sosialisasi dengan masyarakat selalu saya bertanya, kalau presiden mau milih siapa, mereka serentak mengatakan memilih pak Prabowo dan mas Gibran. Memilih 02," ucap Herman.

Menurut Herman, hasil penghitunhan real count KPU seharusnya Prabowo-Gibran mampu memperoleh 60 persen suara.

"Kalau kemudian hasil perhitungan dengan real count hari ini 59 persen kurang lebih, dan kemudian dianggap ada hal-hal mencurigakan, ya silakan, menurut saya sebetulnya fakta, bahkan kalau saya memprediksi memperkirakan, justru semestinya Pak Prabowo dan Mas Gibran lebih dari pada 60 persen kemenangannya," kata Herman.

Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat

Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.

Baca Selengkapnya
AHY: Saya Sebagai Ketum Demokrat Menolak Hak Angket
AHY: Saya Sebagai Ketum Demokrat Menolak Hak Angket

AHY tegas menolak wacana hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu

Baca Selengkapnya
Demi Dukung Ganjar, Caleg Demokrat Ini Siap Disanksi
Demi Dukung Ganjar, Caleg Demokrat Ini Siap Disanksi

Dukungan tersebut diberikan lantaran Ganjar merupakan Capres pertama yang menemuinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dua Caleg Demokrat Dilaporkan Dugaan Politik Uang ke Bawaslu, Masuk Tahap Ajudikasi
Dua Caleg Demokrat Dilaporkan Dugaan Politik Uang ke Bawaslu, Masuk Tahap Ajudikasi

Dugaan pelanggaran pidana Pemilu saat ini telah masuk tahap ajudikasi atau sidang pemeriksaan seluruh pihak berperkara

Baca Selengkapnya
JK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan

JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.

Baca Selengkapnya
Hari Ini, Dua Caleg Demokrat Diperiksa Bawaslu Jakpus Terkait Kasus Dugaan Politik Uang
Hari Ini, Dua Caleg Demokrat Diperiksa Bawaslu Jakpus Terkait Kasus Dugaan Politik Uang

Kedua caleg itu adalah Caleg DPR RI dari dapil DKI Jakarta 2, Melani Leimena Suharli, dan Caleg DPRD DKI Jakarta dari dapil DKI Jakarta 7, Ali Muhammad Johan.

Baca Selengkapnya
AHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu
AHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu

AHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu

Baca Selengkapnya
Reaksi Keras PDIP Usai MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, Singgung Indonesia Masuk Kegelapan Demokrasi
Reaksi Keras PDIP Usai MK Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud, Singgung Indonesia Masuk Kegelapan Demokrasi

PDI Perjuangan menilai demokrasi di Indonesia terbatas pada demokrasi prosedural.

Baca Selengkapnya