Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Aliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai 

Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat hingga kini belum rampung dibahas antara pemerintah dan DPR.


Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN) menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai atas pembentukan UU tersebut.

Lalu apa kata DPR?


Wakil Ketua DPR, Lodewijk F Paulus mengatakan, RUU Masyarakat Adat masih dibahas di DPR. Bahkan, Sudah masuk ke dalam Prolegnas.

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Menurut Lodewijk, pembahasan UU tersebut tak bisa sembarang, harus hati-hati. Sebab, melibatkan banyak suku di dalamnya.

“Ya masih dibahas, itu kan perlu ada antarfraksi. Karena ini namanya masyarakat adat, bayangkan ada berapa suku di tempat kita, tentunya semuanya harus diakomodir,” tegas Lodewijk di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/4)


Menurut Sekjen Golkar tersebut, UU Masyarakat Adat sama seperti UU lainnya yang harus dibahas dengan seksama.

Belum lagi, DPR perlu sosialisasi kepada masyarakat agar melahirkan UU yang sesuai diharapkan dengan rakyat.


“Enggak bisa kita asal jalan kaya gitu, benar-benar proses sosialisasinya dan mendapatkan masukan dari masyarakat itu benar-benar harus terpenuhi gitu loh, sehingga tidak ada yang komplain nanti,” tegas Lodewijk.

Dia memastikan, tak ada niat DPR untuk menundang pembahasan RUU Masyarakat Adat. Termasuk, anggapan DPR yang mengabaikan UU Masyarakat Adat.


Seperti diketahui, AMAN menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN.

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Dalam sidang terakhir, Kamis (28/3 lalu, pihak pemerintah tidak hadir di sidang PTUN.

Dalam sidang tersebut, surat kuasa tergugat I tidak dilengkapi tanda tangan pimpinan DPR selaku pemberi kuasa sehingga dinilai tidak sah.


Hal itu diketahui ketika yang bersangkutan ditanya tentang surat kuasa tergugat I dan dokumen yang ditunjukkan tak memuat tanda tangan pimpinan DPR selaku pemberi kuasa.

Ketua Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusanrata (PPMAN), Syamsul Alam Agus, sebagai salah satu penggugat enggan mempersoalkan sikap pemerintah dan DPR yang tak mengajukan saksi maupun ahli dalam persidangan.


Namun, ia mengingatkan, hal itu berarti menunjukkan negara takkan berkesempatan untuk membantah semua dalil-dalil gugatan para penggugat.

"Ketiadaan saksi fakta dari DPR maupun presiden juga mengonfirmasi sikap abai dalam pembentukan UU Masyarakat Adat. Atau dengan kata lain mereka tidak dapat membuktikan hal-hal apa saja yang sudah dilakukan dalam membentuk UU tentang Masyarakat Adat," kata Syamsul saat dihubungi, Kamis (28/3).


Syamsul berharap, majelis hakim mempertimbangkan sikap DPR dan pemerintah tersebut dalam menjatuhkan putusan nantinya.

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Dia pun meyakini, permohonan para penggugat akan dikabulkan lantaran disertai keterangan saksi ahli dan didukung fakta-fakta persidangan.

"Kalau memperhatikan keterangan ahli dan fakta-fakta persidangan yang dihadirkan juga keterangan saksi fakta, kami berkeyakinan majelis hakim akan mengabulkan permohonan para penggugat," ucap Syamsul.


Sidang ini rencananya dilanjutkan 25 April 2024 dengan agenda kesimpulan para pihak.

Hanya 69 Anggota DPR Hadir Paripurna Pengesahan UU DJK, 234 Orang Izin dan 272 Absen
Hanya 69 Anggota DPR Hadir Paripurna Pengesahan UU DJK, 234 Orang Izin dan 272 Absen

Hanya 69 Anggota DPR Hadir Paripurna Pengesahan UU DJK, 234 Orang Izin dan 272 Absen

Baca Selengkapnya
Tak Hadiri Sidang PTUN, Negara Dianggap Abai pada RUU Masyarakat Adat
Tak Hadiri Sidang PTUN, Negara Dianggap Abai pada RUU Masyarakat Adat

Pemerintah tak hadir dalam sidang lanjutan gugatan atas abainya negara dalam pembentukan RUU Masyarakat Adat

Baca Selengkapnya
Peta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR
Peta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR

Wacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terusir dari Tanah Leluhur, Potret Kusam Masyarakat Adat Akibat Tak Punya Undang-Undang
Terusir dari Tanah Leluhur, Potret Kusam Masyarakat Adat Akibat Tak Punya Undang-Undang

Mereka tak menolak pembangunan, namun menyayangkan cara negara memperlakukan tanah leluhurnya

Baca Selengkapnya
Puan Maharani: Pemenang Pileg yang Harusnya Berhak jadi Ketua DPR
Puan Maharani: Pemenang Pileg yang Harusnya Berhak jadi Ketua DPR

Saat disinggung soal kabar akan ada Revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPRD dan DPD (MD3), Puan mengaku belum mendengar.

Baca Selengkapnya
8 Anggota DPR RI Fraksi PKB Sudah Tanda Tangan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024
8 Anggota DPR RI Fraksi PKB Sudah Tanda Tangan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

8 anggota DPR fraksi PKB yang menandatangani usulan hak angket kecurangan pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Baleg DPR Tunggu Supres RUU Kementerian Negara
Baleg DPR Tunggu Supres RUU Kementerian Negara

Draf akan diserahkan terlebih dahulu kepada pimpinan DPR untuk masuk dalam rapat paripurna.

Baca Selengkapnya
DPR: Kemendikbud Harus Ambil Peran Lebih Pro Aktif Usut Kasus TPPO Mahasiswa 'Magang' di Jerman
DPR: Kemendikbud Harus Ambil Peran Lebih Pro Aktif Usut Kasus TPPO Mahasiswa 'Magang' di Jerman

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta Kemendikbudristek menyelesaikan kasus TPPO Mahasiswa magang ke Jerman.

Baca Selengkapnya
PPP Belum Ambil Sikap Hak Angket Pemilu, Singgung Ketua DPR Puan Maharani di Luar Negeri
PPP Belum Ambil Sikap Hak Angket Pemilu, Singgung Ketua DPR Puan Maharani di Luar Negeri

Kendati demikian, dia menghormati sikap dari fraksi di DPR yang telah menyatakan akan mendukung hak angket.

Baca Selengkapnya